Rupiah Kembali Rontok, Pasar Waspadai Kenaikan BI Rate

Ilustrasi uang rupiah.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma

VIVAnews - Laju nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali terkoreksi sebesar 37 poin atau 0,29 persen pada perdagangan Kamis, 15 Januari 2015. Pelemahan dinilai akibat pasar masih menantikan hasil pengumuman Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) mengenai suku bunga acuan yang berlangsung hari ini.

Berdasarkan pantuan dari data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah menembus level Rp12.617. Dengan demikian, rupiah masih belum bisa bergerak menguat di bawah level Rp12.500, seperti yang terjadi pada perdagangan awal tahun, 2 Januari 2015, sebesar Rp12.474.

Seperti diketahui, kemarin, mampu terangkat tipis sebesar 28 poin atau 0,22 persen di level Rp12.580. Itu menunjukkan pergerakan mata uang garuda tersebut di atas target level resistance (batas atas) Rp12.600.

"Positifnya rupiah kemarin, didukung oleh penguatan yen setelah adanya indikasi peralihan pelaku pasar dari komoditas ke mata uang yang dinilai stabil. Meski demikian, faktor tersebut serta ekspektasi terhadap kemungkinan naiknya BI rate ternyata masih belum kuat sehingga rupiah harus terkoreksi lagi," ujar Reza Priyambada, Kepala Riset PT Woori Korindo Securities Indonesia, kepada VIVAnews.

Selain itu, dia mengungkapkan, mulai pulihnya ekonomi AS yang diperkirakan akan menyedot aliran investasi ke Negeri Paman Sam tersebut dan masih adanya pelemahan harga minyak mentah dunia membuat Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global.

Rupiah Masih Tertatih-tatih untuk Kembali Menguat

Adapun pemangkasan itu dari sebelumnya sebesar 3,4 persen, kini menjadi 3 persen untuk tahun 2015. (one)

Baca juga:

BI: Ekonomi RI Bakal Tumbuh Lagi di Kuartal Ketiga

 Dolar AS dan rupiah.

Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau

Program tax amnesty terus menjaga rupiah tetap di zona positif.

img_title
VIVA.co.id
11 Agustus 2016