Sumber :
VIVAnews
- Wakil Ketua DPR Fadli Zon diterima oleh Presiden Ekuador Rafael Correa di Istana Kepresidenan Ekuador.
"Kami diundang oleh Presiden Ekuador di Tugu Proklamasi Ekuador tahun 1989, dengan sejumlah delegasi terbatas. Pada kunjungan itu kami mengobrol di atas balkon Istana bersama Presiden Ekuador sambil menyaksikan pawai kenegaraan," ujarnya seusai diterima oleh Presiden Ekuador, di Quito, Ekuador, Senin 12 Januari 2015.
"Kami diundang oleh Presiden Ekuador di Tugu Proklamasi Ekuador tahun 1989, dengan sejumlah delegasi terbatas. Pada kunjungan itu kami mengobrol di atas balkon Istana bersama Presiden Ekuador sambil menyaksikan pawai kenegaraan," ujarnya seusai diterima oleh Presiden Ekuador, di Quito, Ekuador, Senin 12 Januari 2015.
Baca Juga :
Cita Citata Cabut Laporan terhadap Anggota DPR
Fadli mengatakan, pertemuan tersebut berlangsung informal dan hanya terbatas bagi pimpinan parlemen di negara kawasan Asia Pasifik. "Kemudian ada acara mengobrol informal, yang diundang itu hanya ketua Delegasi yaitu ketua Parlemen Rusia, Australia, Malaysia dan wakil ketua RRC serta Indonesia," jelasnya.
Fadli menjelaskan, pertemuan tersebut berlangsung beberapa menit. Saat pertemuan, Presiden Ekuador menyampaikan bahwa saat kunjungan ke Indonesia pihaknya memperoleh sambutan luar biasa dari Pemerintah Indonesia.
"Dia mengatakan, meskipun secara teritorial jauh, tapi Ekuador dengan Indonesia memiliki kedekatan secara emosional," jelasnya.
Pada kesempatan itu, Wakil Ketua DPR Fadli Zon dan rombongan pimpinan Dewan dari negara kawasan Asia Pasifik lainnya diajak tur ke dalam Istana Presiden. Dalam kunjungannya tersebut, sebagai tuan rumah Presiden Ekuador juga menunjukkan berbagai ruangan yang ada di Istana dan cinderamata dari berbagai negara sahabat. (www.dpr.go.id)
Halaman Selanjutnya
Fadli mengatakan, pertemuan tersebut berlangsung informal dan hanya terbatas bagi pimpinan parlemen di negara kawasan Asia Pasifik. "Kemudian ada acara mengobrol informal, yang diundang itu hanya ketua Delegasi yaitu ketua Parlemen Rusia, Australia, Malaysia dan wakil ketua RRC serta Indonesia," jelasnya.