Pengalihan Fungsi Petral ke Pertamina, Angin Segar?

Ilustrasi/Truk tangki pengirim bahan bakar minyak PT Pertamina.
Sumber :
  • Foto: Rusli Djafar/VIVAnews

VIVA.co.id - Pengalihan fungsi Petral ke Pertamina untuk pengadaan dan penjualan minyak mentah dan produk kilang, seharusnya bisa memberikan angin segar bagi perusahaan nasional yang bergerak di bidang perdagangan minyak dan gas bumi untuk dapat disertakan dalam kegiatan bisnis migas tersebut. Itu, karena, perusahaan nasional selama ini nyaris jadi penonton akibat hampir semuanya jatuh ke tangan pengusaha non nasional.

Pertamina Pelajari Rencana PLN Caplok PGE

Pengamat Kebijakan Energi, Sofyano Zakaria mengungkapkan bahwa pengadaan dan penjualan minyak mentah maupun produk kilang untuk pemenuhan  kebutuhan nasional, selama ini ditangani ISC dan Petral melalui tender terbuka hanya melibatkan National Oil Company (NOC). Namun, nyatanya tidak terbatas pula hanya pada produksinya sendiri dan produsen minyak atau kilang termasuk di dalamnya Major Oil Company juga.

"Perusahaan nasional yang berbentuk perusahaan terbatas, harusnya diberi kesempatan dan dukungan dari pemerintah dan pertamina sebagaimana yang terjadi , seperti di Jepang dan Korea," ujarnya kepada VIVA.co.id, Senin 19 Januari 2015.

Menurut dia, perusahaan-perusahaan Jepang, seperti Mitsubishi, Mitsui Sumitomo, Itochu, Marubeni, Sojitz, Kanematsu , Toyota Itshu selalu mendapatkan prioritas untuk melakukan pengadaan ataupun penjualan untuk minyak mentah dan produk kilang asal Jepang.

Dapat Arahan Menteri BUMN, PLN Bakal Caplok PGE

Hal yang sama juga berlaku di Korea. Perusahaan-perusahaan, antara lain SK, Hanwha,Samsung, Hyundai, GS-Global ,Daewoo Internasional, juga mendapatkan dukungan dari pemerintah Korea .

Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi) itu pun menjelaskan, perusahaan-perusahaan di Jepang dan Korea dapat menjadi 'World Class Oil Trading' yang membuka kantor cabang di banyak negara, seperti Singapura, Inggris, Dubai maupun USA karena mendapat dukungan dari pemerintahnya dalam menjalankan usahanya.

Pertamina Jamin Stok Premium Tetap Tersedia di Medan

Saat ini, lanjut Sofyano, adalah waktu yang tepat untuk reformasi bagi perusahaan nasional dapat berperan aktif dalam pengadaan dan penjualan minyak mentah dan produk kilang .

Hal ini tentunya dengan bantuan serta  dukungan mutlak pemerintah Indonesia untuk memfasilitasi dan mendorong para perusahaan nasional untuk dapat berpartisipasi yang pada akhirnya berdampak baik bagi negara, seperti nilai tukar rupiah, kenaikan pajak dan devisa lebih stabil.

"Mengingat bahwa dalam satu bulan saja pada saat harga minyak rendah telah  terjadi transaksi sebesar kurang lebih US$1,1 miliar," ungkapnya.

Dirinya menyarankan, agar Pertamina memberi kesempatan kepada Badan Usaha Nasional yang berbentuk PT, untuk dapat berkembang menjadi perusahaan internasional trading minyak mentah dan BBM. Terutama mengingat bahwa Indonesia merupakan salah satu negara pengimpor minyak terbesar di kawasan Asia Pasifik.

"Bila ingin transparan, gunakanlah perusahaan dalam negeri karena bila terjadi penyimpangan bisa diawasi oleh kepolisian, kejaksaan dan KPK. Ini akan  lebih menguntungkan, ketimbang melibatkan perusahaan asing yang sulit menjamahnya dengan pengawasan dan hukum yang berlaku di negeri ini," tambahnya.

Baca juga:

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya