Fadli Zon, Akademisi Cerdas Pencinta Budaya

Fadli Zon
Sumber :
  • satu jam lebih dekat-tvOne

VIVA.co.id – Sedari kecil Fadli Zon adalah seorang anak yang cerdas. Lahir di Jakarta 1 Juni 1971, Fadli Zon adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Masa balita dihabiskan di Jakarta. Menginjak usia 5 tahun, Fadli diboyong keluarganya hijrah ke Cisarua, Bogor, Jawa Barat, mengikuti ayahnya yang bekerja di sana.

Memulai pendidikan formalnya, Fadli bersekolah di SD Negeri Cibeureum 3. Setiap hari ia naik mobil angkutan umum Colt, angkutan pedesaan yang mengantarnya ke sekolah. Ongkosnya Rp10 sekali jalan. Topografi Cisarua yang berbukit dan berada di dataran tinggi, memaksa anak-anak sekolah harus naik angkutan umum, karena jalannya menanjak cukup jauh.

Di sekolah, Fadli sangat disukai para guru dan sahabatnya. Ia bintang pelajar di sekolahnya. Sejak kelas 1 hingga kelas 6, dia selalu menempati ranking pertama di sekolahnya. Bahkan, oleh sekolahnya ia sering diutus ke kontes pelajar teladan. Untuk tingkat kecamatan, Fadli menempati urutan pertama. Di tingkat kabupaten Bogor masuk 5 besar. Ia menyukai pelajaran matematika dan IPA.

Tamat SD tahun 1984, Fadli melanjutkan ke SMP Negeri 1 Cisarua, Bogor. Prestasinya terus berlanjut di SMP. Pelajaran fisika, kimia, biologi, dan matematika sangat digemari. Bahkan, ia gemar membuat eksperimen kimia di sekolahnya. Ia juga siswa yang sangat aktif mengikuti berbagai kegiatan sekolah. Tercatat, ia aktif di Pramuka, pencinta alam, majalah dinding, seni drama, dan puisi.

Setamat SMP tahun 1989, Fadli masuk SMA Negeri 31 Jakarta. Di masa remaja ini, ia aktif mengikuti banyak lomba karya ilmiah. Bahkan, sudah mampu menulis opini di media massa. Saat duduk di kelas 2 SMA, Fadli sudah mulai menulis di media nasional dan menjadi wartawan.

Pimpinan DPR Nilai Sudah Cukup Bukti Jadikan Ahok Tersangka

Di sisi lain, prestasi akademiknya di sekolah tetap mentereng. Ia tetaplah siswa berprestasi di mana pun menuntut ilmu. Karena prestasinya itu, Fadli mendapat beasiswa dari American Field Service (AFS) lewat program pertukaran pelajar. Kelas 3 SMA ia tamatkan di Harlandale High School, San Antonio, Texas, AS tahun 1990.

Pertukaran pelajar ini diperuntukkan bagi siswa-siswa berprestasi melalui proses seleksi yang ketat. Selama bersekolah di Amerika, Fadli aktif mengikuti berbagai ekstrakurikuler, baik koran sekolah, klub film, klub drama, klub sains, hingga klub bahasa asing. Fadli termasuk lulusan terbaik dengan predikat summa cumlaude.

Pulang ke Tanah Air, pemuda Fadli mendaftar ke Fakultas Sastra, Universitas Indonesia, Depok. Dia mengambil jurusan Sastra Rusia. Bukan tanpa alasan memilih spesialisasi sastra dan sejarah Rusia. Semasa di Amerika, Fadli suka sekali membaca novel-novel karya para penulis Rusia seperti Dostoyevsky, Gogol, atau Turgenev. Amerika sudah ia kenal saat SMA, kini ia ingin mengenal lebih jauh negara adidaya lainnya lewat studi sastra dan sejarah Rusia.

Setelah menyelesaikan studi sarjananya, dia langsung mengambil Master of Science (M.Sc) Development Studies di The London School of Economics and Political Science (LSE) Inggris.

Semasa kuliahnya, ia pernah menjadi Presiden Indonesian Student Association for International Studies (ISAFIS), sebuah lembaga studi mahasiswa pengkaji masalah internasional. Dengan segudang prestasi di kampusnya, ia selalu dipercaya memimpin delegasi mahasiswa dan pemuda Indonesia ke berbagai pertemuan di Korea, Filipina, Taiwan, Jepang, Malaysia, dan Amerika Serikat.

Setelah menyelesaikan studi sastra, Mahasiswa Teladan III tingkat nasional itu, tetap berkiprah di almamaternya sebagai pembicara pada berbagai forum kajian ilmiah dan kemudian menjadi Direktur Eksekutif Center for Policy & Development Studies (CPDS) tahun 1995-1997.

Menjadi Politisi
Dunia politik sebenarnya sudah tak asing bagi Fadli Zon. Pada 1997-1999, Fadli diangkat menjadi Anggota MPR RI dari Utusan Golongan mewakili pemuda. Fadli aktif sebagai asisten Badan Pekerja MPR. Tahun 1998, saat reformasi bergulir, ia ikut merancang berdirinya Partai Bulan Bintang (PBB) bersama Hartono Mardjono dan Yusril Ihza Mahendra.

Setelah keluar dari PBB tahun 2001, mantan Wakil Ketua Yayasan Bestari ini, aktif berbisnis. Dunia politik praktis ia tinggalkan sementara. Fadli kemudian menjalani karier profesionalnya. Peraih penghargaan Presidential Academic Fitness Award , Amerika itu, pernah menjadi Direktur Nusantara Energy Resources (1999-2002). Kemudian secara berturut-turut menjadi Direktur Nusantara Energy (2005), Direktur PT Padi Nusantara (2005), Direktur Golden Spike Energy Indonesia, Ltd (2002-2005), dan Direktur PT Tidar Kerinci Agung (2007).

Pada akhir 2007, Fadli ikut menggagas berdirinya partai baru yang kemudian bernama Partai Gerakan Indonesia Raya (Partai Gerindra) bersama Prabowo Subianto dan sejumlah kawan seperjuangan. Fadli menjadi Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra sejak 2008 membidangi politik, hukum, dan keamanan (polhukam).

Cita Citata Cabut Laporan terhadap Anggota DPR

Ia juga memimpin Badan Komunikasi Partai Gerindra. Kini, peraih Master of Science (MSc) bidang studi pembangunan ekonomi dari London School of Economics and Political Science (LSE), London, Inggris tersebut, juga aktif sebagai Sekjen DPN Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI).

Pada Pemilu 2014, Fadli menjadi caleg dari dapil Jabar V (Kabupaten Bogor) dan berhasil melenggang ke Senayan. Kali ini ia langsung dipercaya menempati kursi Wakil Ketua DPR RI yang membidangi politik, hukum, dan keamanan. Karier politiknya melejit. Semua ini tak lepas dari kerja kerasnya sedari belia hingga menjadi mahasiswa. Kesabaran, ketekunan, dan pergaulannya yang luas, mengantarnya pada posisi puncak di parlemen. (www.dpr.co.id)

Anggota Komisi VII DPR RI Aryo Djojohadikusumo

Komisi VII Dukung Upaya Pemerintah Perkuat Pertamina

Demi mencapai kedaulatan energi.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016