Cara Tiongkok Taklukkan e-Commerce Asing

Ilustrasi bisnis online.
Sumber :
  • iStock

VIVA.co.id - Tiongkok kini makin membuka lebar bagi pasar e-commerce asing. Pekan lalu, Departemen Perindustrian dan Teknologi Informasi Tiongkok (MIIT) mengumumkan investor asing diperbolehkan memiliki perusahaan yang seratus persen asing di kawasan Perdagangan Bebas (FTZ) di Shanghai.

Masuknya investor asing ke kawasan perdagangan bebas itu diharapkan memicu masuknya modal luar negeri dalam bisnis e-commerce, sehingga menguntungkan industri belanja online Tiongkok, dlansir Cnet, Senin 19 Januari 2015.

Pada aturan sebelumnya, investor asing hanya dibatasi memiliki 55 persen saham pada perusahaan e-commerce. Sekarang pengelolaan bisnis di kawasan itu diambil alih oleh MIIT.

Seperti diketahui, pasar e-commerce di negeri Tembok Raksasa itu didominasi pemain lokal seperti Alibaba, JD.com hingga Baidu.

Gagasan FTZ di Shanghai sudah dibuka sejak September 2013 dengan tujuan menguji berbagai langkah reformasi ekonomi.

Potensi bisnis e-commerce di FTZ begitu besar. Saat ini saja pada zona tersebut terdapat 12 ribu perusahaan termasuk 1677 perusahaan e-commerce yang didanai asing. Konsumen e-commerce juga cukup potensial, dengan 330 juta pembeli online serta volume perdagangan mencapai US$910 miliar per semester pertama tahun lalu.

Kebijakan baru yang pro investor asing ini tentunya membantu pemain e-commerce global, Amazon untuk berkompetisi melawan Alibaba dan JD.com.

Namun demikian, meski membuka bebas investor asing, kebijakan ini mensyaratkan agar pemain global mempromosikan tautan Tiongkok dalam layanan mereka kepada konsumen luar Tiongkok dan ritel.

Wilayah pasar bebas ini meliputi distrik finansial Shanghai serta tiga zona perdagangan baru di Guangdong, Fujian, dan Tianjin. (art)

E-Commerce 'Bonek' Berambisi Taklukkan Ibu Kota

Baca juga:

Pemain e-Commerce Taruh Harapan ke Kabinet Baru Jokowi

Sebulan, Pengunjung Matahari Mal Naik 7 Kali Lipat
Pengguna smartphone

Empat Alasan Bisnis E-Commerce RI Terbesar di Asia

Indonesia memiliki jumlah pengguna smartphone terbesar di Asia.

img_title
VIVA.co.id
6 Agustus 2016