Jelang Rapat Bank Sentral Eropa, Wall Street Berbalik Naik

Suasana di Bursa Efek New York, Amerika Serikat.
Sumber :
  • Reuters
VIVA.co.id
Wall Street Catat Rekor Anjlok Terlama Sejak Krisis 2008
- Indeks saham utama di bursa Amerika Serikat ditutup naik setelah beralih arah beberapa kali selama sesi perdagangan, pada Selasa waktu New York.

Harga Minyak Melemah, Bursa Wall Street Melemah

Seperti dikutip dari laman
Saham di Wall Street Ditutup Sedikit Menguat
CNBC , Rabu 21 Januari 2015, investor gelisah menjelang pertemuan Bank Sentral Eropa yang akan membahas kebijakan stimulus moneter.

Di sisi lain, investor melacak harga minyak dan penurunan pendapatan kuartal IV tahun lalu Johnson & Johnson.


"Dalam beberapa hal, investor merasa terpaut. Sebelumnya, mereka mengambil ukuran jaminan Federal Reserve melalui kebijakan pelonggaran kuantitatif. Sekarang mereka lebih banyak gelisah tentang dinamika pasar," kata Bruce McCain, kepala Strategi Investasi Key Private Bank.


Saham Johnson & Johnson melemah, setelah melaporkan penjualan internasional pada kuartal IV tahun lalu turun 7 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.


Saham Hallibun naik setelah perusahaan ini melaporkan kinerja yang positif dan mengalahkan perkiraan sebelumnya. Selanjutnya, saham Morgan Stanley terkoreksi setelah membukukan pendapatan di bawah ekspektasi.


Harga minyak mentah juga turun, setelah International Monetary Fund (IMF) memangkas prospek pertumbuhan ekonomi pada 2015 dan 2016. IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2015 sebesar 3,5 persen dan 3,7 persen pada 2016. Keduanya turun 0,3 persen dari perkiraan sebelumnya.


"Sebenarnya penurunan harga minyak bukan berita yang sangat baik bagi perekonomian global," kata Hugh Johnson,
chairman
Hugh Johnson Advisors.


The CBOE Volatilitas Index (VIX), yang secara luas dianggap sebagai ukuran terbaik dari kecemasan di pasar, levelnya turun 5,1 persen menjadi 19,89.


Hingga akhir perdagangan, indeks Dow Jones Industrial Average naik 3,66 poin ke level 17.515,23, dengan saham Coca-Cola menjadi saham
blue-chip
yang paling diuntungkan.


Sementara itu, indeks S&P 500 menguat 3,13 (0,2 persen) ke posisi 2.022,55, dengan saham sektor teknologi yang paling diuntungkan. Adapun indeks Nasdaq terangkat 20,46 poin (0,4 persen) menjadi 4.654,85.


Volume saham yang diperdagangkan di Bursa Efek New York hampir mencapai 861 juta unit saham dengan volume komposit mendekati 3,9 miliar unit saham.


Nilai tukar mata uang dolar menguat terhadap mata uang mitra dagang utama AS. Sementara itu, imbal hasil (
yield
)
treasury
10 tahun yang digunakan untuk menentukan suku bunga KPR dan kredit konsumsi turun 4 basis poin menjadi 1,7934 persen. (art)


Baca juga:



Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya