Pengamat: Sarang Laba-laba Bisa Diaplikasikan bagi Jalan Tol

Jalan Tol Mojokerto - Kertosono
Sumber :
  • Dok. Astra

VIVA.co.id - Guru Besar bidang Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Prof. Herman Wahyudi, menyatakan bahwa konstruksi sarang laba-laba dapat diaplikasikan untuk jalan tol.

BSD Resmi Garap Tender Proyek Tol Serpong-Balaraja

Untuk itu, ada baiknya pemerintah memberi kesempatan, agar karya anak bangsa tersebut dapat disertakan dengan rencana pemerintah membangun jalan tol.

"Konstruksi sarang laba-laba dikenal sebagai fondasi dangkal berupa slab menerus dan struktur yang bersifat kaku (rigid), sehingga tidak mudah mengalami penurunan apabila dilewati kendaraan berat," kata Herman Wahyudi saat ditanyakan, terkait dengan rencana pemerintah membangun jalan tol Trans Sumatera, Rabu 21 Januari 2015.

Menurut Herman, persoalan yang dihadapi dalam pembangunan jalan tol di Indonesia, biasanya kondisi tanahnya yang tidak mendukung seringkali mengalami penurunan. Apabila penurunan itu tidak merata, akan membuat lapisan beton di atasnya retak, apabila dilewati kendaraan bertonase besar.

Dia mengatakan, struktur sarang laba-laba sangat kaku, sehingga kalaupun terjadi penurunan, sangat kecil sekali dan slab (lantai) menyambung, sehingga mampu membagi beban, membuat sulit untuk mengalami retak (crack), dengan catatan seluruh proses pekerjaan untuk membangun konstruksi ini diikuti.

Proses pekerjaan yang dimaksud, Herman melanjutkan, apabila menghadapi kondisi tanah yang ekstrem, seperti terlalu ekspansif (mudah kembang dan susut), atau tanah liat (soft atau hard clay) maka konstruksi sarang laba-laba tetap harus dikombinasikan dengan perbaikan kondisi tanah (soil improvement).

Dia mengatakan, konstruksi sarang laba-laba selama ini dikenal sebagai konstruksi untuk bangunan tahan gempa yang sudah teruji di Padang dan Aceh, bahkan dipergunakan di bandara Tarakan Kalimantan Timur. Asumsinya, kalau fondasi ini mampu memikul beban statis berupa gedung enam sampai tujuh lantai, berarti juga mampu dipergunakan untuk jalan apalagi jalan tol yang dilewati beban bergerak.

Herman menambahkan, konstruksi sarang laba-laba setara dengan konstruksi beton bertulang yang sudah dikenal di kalangan sipil, sehingga sebenarnya tidak menjadi masalah untuk diaplikasikan sebagai konstruksi jalan, terutama jalan yang dibangun di atas tanah yang tidak bersahabat.

Mengingat sarang laba-laba merupakan hasil inovasi bangsa Indonesia, menurut dia, sudah sepatutnya pemerintah dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk mengaplikasikan teknologi ini untuk pembangunan jalan termasuk jalan tol.

Pembangunan Infrastruktur

Tol Trans Jawa akan Gunakan Gardu Tol Otomatis

Sebelumnya, Plt Sekjen Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Taufik Widjoyono mengatakan, Kementerian PU dan Pera sangat mendukung inovasi. Apalagi, kalau inovasi tersebut dapat mendukung percepatan pembangunan infrastruktur yang dicanangkan Presiden.

"Inovasi ini untuk mempercepat seluruh target yang ditetapkan Presiden untuk mendukung ketahanan pangan mulai dari pembangunan waduk, irigasi, serta jalan," kata Taufik.

Taufik mengatakan, Kementerian PU-Pera akan menyiapkan kebijakan yang lebih fleksibel untuk mendukung percepatan pembangunan infrastruktur, yakni dengan mempersingkat proses pelaksanaan dari desain dapat langsung dibangun.

Dia menjelaskan, sebelum merealisasikan rencana tersebut, berkerja sama dengan mitra pelaku jasa konstruksi, Kementerian PU dan Pera telah melakukan rangkaian pelatihan mulai dari desain sampai sertifikasi.

Menurut dia, dengan terobosan ini, pelaku jasa konstruksi akan lebih lincah dalam mengaplikasikan teknologi di bidang konstruksi. Apalagi, saat ini, banyak teknologi baru yang dapat dipergunakan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur.

Taufik mengatakan, pelaku jasa konstruksi akan diberi keleluasaan dalam mengaplikasikan produk dan fungsi yang paling murah

Seperti diketahui, anggaran Kementerian PU dan Pera sebesar Rp118 triliun untuk 2015. Sebagian besar dialokasikan untuk jalan Rp56 triliun, irigasi dan bendungan Rp30 triliun, perumahan Rp8 triliun, dan air bersih Rp15 triliun.

Taufik mengatakan, alokasi terbesar memang masih jalan di antaranya untuk konektivitas, peningkatan kapasitas dan geometri, pembangunan jalan baru di perbatasan, serta pembebasan lahan. Terkait pembebasan lahan, kementerian mengalokasikan anggaran Rp4 sampai Rp5 triliun pada tahun anggaran 2015.

Saat ini, sejumlah BUMN Karya sudah memiliki solusi teknologi pembangunan jalan untuk mewujudkan rencana pemerintah membangun jalan di berbagai kondisi alam, bahkan pemerintah menyuntik dana melalui penyertaan modal negara (PMN), agar BUMN Karya tersebut dapat segera merealisasikannya.

Presiden Joko Widodo dalam sambutan pada seminar ekonomi outlook 2015 beberapa waktu lalu, berjanji segera merealisasikan pembangunan tol Trans Sumatera, dengan lebar lahan yang dibebaskan mencapai 100 meter, sehingga dapat dipergunakan untuk jalur kereta api dan transmisi listrik sekaligus.

Presiden pada kesempatan itu, mengatakan optimistis pembangunan tol Trans Sumatera dapat dilaksanakan dengan biaya pembebasan tanah, berasal dari dana penghapusan subsidi BBM. (art)

Baca juga:

Terowongan Tol Cisumdawu akan Tembus Bukit
Gerbang pembayaran non-tunai jalan tol.

Kepadatan Arus Lalu Lintas Hanya di Halim-Cikunir

Antrean di pintul tol Cikarang satu kilometer.

img_title
VIVA.co.id
24 Maret 2016