Bank Sentral Eropa Luncurkan Stimulus, Wall Street Menguat

Pialang tengah bekerja di lantai Bursa Efek New York
Sumber :
  • REUTERS/Brendan McDermid
VIVA.co.id
Wall Street Catat Rekor Anjlok Terlama Sejak Krisis 2008
- Indeks saham utama di bursa New York ditutup menguat, memperpanjang keuntungan dalam sesi keempat pada akhir perdagangan Kamis sore waktu New York (Jumat pagi WIB). Penguatan ini menyusul antusiasme para investor atas perkembangan di Eropa.

Harga Minyak Melemah, Bursa Wall Street Melemah

Seperti dikutip dari laman
Saham di Wall Street Ditutup Sedikit Menguat
CNBC , Jumat 23 Januari 2015, Bank Sentral Eropa (ECB) meluncurkan program pelonggaran kuantitatif (QE) besar-besaran, dengan mencetak uang untuk membeli obligasi negara.

Selain itu, sentimen positif lainnya dari saham
blue-chip
Southwest Airlines membukukan laba kuartalan yang positif.


"Memang ada yang tidak senang dengan langkah Bank Sentral Eropa, selalu ada kekhawatiran akan mengecewakan. Tetapi, secara keseluruhan itu kabar baik," kata John De Cue, Kepala Investasi US Bank Wealth Management.


Presiden Bank Sentral Eropa, Mario Draghi mengumumkan bahwa bank sentral akan melakukan pembelian obligasi bulanan sebanyak US$70 miliar yang dimulai pada Maret tahun ini dan berakhir pada September tahun depan.


Pengumuman Draghi tersebut setelah Bank Sentral Eropa menyatakan mempertahankan tingkat suku bunga acuan tidak berubah pada rekor terendah.


Adapun Saham Southwest Airlines menguat setelah membukukan laba dan pendapatan kuartalan jauh di atas perkiraan sebelumnya.


Saham Union Pacific menguat setelah membukukan laba yang lebih baik dari perkiraan. Saham KeyCorp juga melonjak setelah membukukan kinerja yang positif.


The CBOE Volatilitas Index (VIX), yang secara luas dianggap sebagai ukuran terbaik dari kecemasan di pasar, levelnya turun 13 persen menjadi 16,40.


Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir naik 259,70 poin (1,5 persen) ke level 17.813,98, dengan saham UnitedHealth yang memimpin kenaikan saham blue-chip.


Sementara itu, indeks S&P 500 naik 31,03 (1,5 persen) ke level 2.063,15, dengan saham sektor keuangan yang paling diuntungkan.


Adapun indeks Nasdaq menguat 82,98 poin (1,8 persen) ke level 4.750,40.


Volume saham yang diperdagangkan di Bursa Efek New York hampir mencapai 890 juta unit saham dengan volume komposit mendekati 4,1 miliar unit saham.


Nilai tukar mata uang dolar menguat terhadap mata uang mitra dagang utama AS. Sementara itu, imbal hasil (
yield
) treasury 10 tahun yang digunakan untuk menentukan suku bunga KPR dan kredit konsumsi naik 1 basis poin menjadi 1,8805 persen. (ren)


Baca juga:



Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya