Batan Masih Berharap Pemerintah Yakin dengan Nuklir

Kepala Batan, Djarot Sulistio Wisnubroto dan petinggi IAEA
Sumber :
  • Vivanews/Agus

VIVA.co.id - Kepala Badan Teknologi Nuklir Nasional (Batan), Djarot Sulistio Wisnubroto, berharap dengan kunjungan resmi dari Director General dari International Atomic Energy Agency (IAEA), H.E Yukiya Amano dapat meluluhkan pemerintah Indonesia mengenai pemanfaatan teknologi tenaga nuklir.

"Kedatangan Yukiya Amano diharapkan ikut mendorong dan meyakinkan seluruh pemangku kepentingan bahwa pemanfatan Iptek nuklir mampu memberikan kontribusi besar dalam program kedaulatan pangan dan energi, serta peningkatan kesehatan masyarakat," harapnya ditemui di Jakarta, Jumat 23 Desember 2015.

Seperti diketahui, IAEA adalah sebuah organisasi independen internasional yang kantor pusatnya di Vienna, Austria. IAEA terbentuk untuk mempromosikan penggunaan energi nuklir secara damai, serta menangkal penggunaan untuk keperluan militer. Sementara itu, Indonesia merupakan salah satu anggota dari 162 negara di dunia yang tergabung di IAEA.

Selama kunjungan resminya tiga hari, 21-24 Januari 2015, Amano akan bertemu dengan para pemangku kebijakan di pemerintah mengenai diberikannya kemudahan terhadap penggunaan tenaga nuklir.

Sebab, disampaikan Djarot, Indonesia merupakan negara yang unggul dalam penguasaan teknologi nuklir di antara negara anggota IAEA lainnya, seperti di bidang pangan.

Kapal yang Kandas di Riau Dipastikan Tidak Bawa Nuklir

Produk varietas tanaman padi dan kedelai, diakui memiliki keunggulan yang signifikan dalam meningkatkan produktivitas pangan untuk dimanfaatkan di dalam negeri maupun oleh negara tetangga seperti Thailand, Vietnam, dan Filipina

"Pada bulan September 2014, Indonesia mendapatkan penghargaan dari FAO dan IAEA dalam bentuk Outstanding Achievement Award berkat pengembangan dan penerapan teknologi nuklir di bidang pangan secara terus menerus," jelas Djarot.

Pada kesempatan tersebut, Amano menyempatkan diri untuk meninjau langsung Laboratorium Non Destructive Investigation (NDI) yang dimiliki Batan, bertempat di Pasar Jumat, Jakarta.

Laboratorium NDI kepunyaan Batan ini ditetapkan sebagai Collaborating Centre IAEA, atau laboratorium acuan negara-negara di kawasan Asean. Penetapan ini sebagai bentuk apresiasi bagi Indonesia terhadap penguasaan teknologi nuklir, khususnya di bidang industri.

"Kunjungan Dirjen IAEA merupakan suatu kehormatan bagi lndonesia sebagai negara yang anggotanya berperan aktif dalam penelitian, pengembangan, dan pemanfaatan tenaga nuklir, sekaligus pengakuan terhadap Batan sebagaiĀ  colaborating center IAEA di bidang NDl," kata Djarot. (asp)

Indonesia Go Nuklir Tergantung Presiden Jokowi

Baca Juga:

Listrik Tenaga Nuklir 50 Persen Lebih Hemat Dibanding Uap

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya