Perusahaan Kelapa Sawit Kesulitan Temukan SDM Berkualitas

Pekerja perkebunan kelapa sawit di Sumatra Utara
Sumber :
  • REUTERS/Y.T Haryono/Files

VIVA.co.id - Perkebunan kelapa sawit di Indonesia membutuhkan tenaga kerja terampil yang semakin besar. Hal itu, sejalan dengan target produksi CPO Indonesia menuju lebih dari 40 juta ton pada 2020, upaya replanting perkebunan dan regenerasi tenaga kerja, serta persaingan antar negara, khususnya menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Selain aspek produksi, perkebunan kelapa sawit juga diharapkan untuk mengedepankan aspek kesinambungan.

Menurut Ketua Bidang Organisasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Tjokro Putro Wibowo mengatakan, cukup banyak perusahaan kelapa sawit yang memiliki kesulitan untuk menemukan tenaga kerja terampil yang memiliki kualifikasi khusus di bidang perkelapasawitan.

"Kita sebagai user membutuhkan pasokan SDM yang mumpuni di bidang kebun, pabrik dan administrasi,” tutur pria yang juga menjabat sebagai Dirut Widya Corporation, itu melalui keterangan tertulisnya kepada VIVA.co.id, Minggu 25 Januari 2015.

Tjokro menjelaskan bahwa dalam satu dekade terakhir, konsumsi minyak sawit tumbuh rata-rata sekitar delapan hingga sembilan persen per tahun. Bahkan, diperkirakan semakin meningkat, seiring dengan tren penggunaan bahan bakar alternatif berbasis minyak nabati, atau BBN, seperti biodiesel.

Semester I, Bakrie Plantations Catat Penjualan Rp770 Miliar

"Indonesia akan semakin dominan ke depan dengan perkembangannya yang tetap signifikan. Begitu juga, terjadi perkembangan di Malaysia. Tanpa dukungan SDM yang berkualitas, kita akan selalu tertinggal dan tidak bisa bersaing di pasar internasional," ungkapnya. (asp)

Baca juga:

Laba Anjlok, Astra Agro Lestari Tak Bagi Dividen
Airlangga Hartarto

Ada Moratorium, Investasi Sawit Tetap Berjalan Baik

Kepastian hukum investasi CPO tetap terjaga baik.

img_title
VIVA.co.id
9 Agustus 2016