- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA.co.id - PT Wijaya Karya Tbk mengungkapkan, sebenarnya perseroan memiliki alokasi penyertaan modal negara (PMN) yang diharapkan akan disuntikkan pada tahun ini. Total PMN yang diajukan sebesar Rp2,6 triliun untuk tahun ini dan Rp4,6 triliun tahun depan.
Di Jakarta, Kamis 29 Januari 2015, Direktur Utama Wijaya Karya, Bintang Perbowo, mengakui perusahaan telat mengajukan proposal suntikan PMN tersebut ke Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Untuk itu, Wijaya Karya tidak masuk daftar BUMN yang PMN-nya sedang diajukan pemerintah di DPR saat ini. "Kami masih punya harapan," ujarnya.
Sebagai perusahaan publik, jika mendapat PMN, penggunaan melalui penawaran umum saham terbatas atau rights issue. Pendanaan yang diperoleh tidak mengubah komposisi saham yang dimiliki pemerintah.
"Nanti 65 persen pemerintah, 35 persen dari penawaran umum," ungkapnya.
Dia menegaskan, PMN tersebut akan digunakan untuk mempercepat proyek-proyek inisiatif pemerintahan baru. Salah satunya, berperan dalam membangun pembangkit listrik 35 ribu megawatt yang dicanangkan pemerintah hingga 2019.
"Kami tidak menggunakan untuk hal lain, karena kalau proyek lain bukan kewajiban PMN, tapi pendanaan sendiri," tuturnya.
Menurut dia, kemampuan Wijaya Karya untuk mendapatkan pinjaman melalui perbankan maupun pasar modal masih besar. Karena, rasio pinjaman saat ini dengan modal perusahaan masih kecil.
"Ekuitas Rp4,9 triliun, sedangkan pinjaman kami Rp1,1 triliun. Sementara itu, bank biasanya memberikan fasilitas untuk perusahaan dengan DER (debt to equity ratio atau perbandingan antara utang dan modal) 3,5 kali ekuitas," tuturnya.
Seperti diketahui, pemerintah dan DPR saat ini sedang membahas alokasi PMN dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan.
Total PMN yang diajukan untuk menambah modal perusahaan BUMN sebesar Rp48 triliun untuk 35 perusahaan.
Baca juga: