Sumber :
VIVA.co.id
- Pemerintah menargetkan produksi ikan budidaya pada 2019 meningkat menjadi 9 juta ton. Di dalam negeri, budidaya ikan lele menjadi prioritas pemerintah untuk memenuhi kebutuhan ikan masyarakat.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Indroyono Soesilo, di kantornya, Kamis 29 Januari 2015, mengatakan ikan lele dipilih karena sangat ekonomis, tetapi memiliki kandungan protein tinggi untuk kesehatan.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Lima Nutrisi Tak Terduga dalam Ikan Lele
Baca Juga :
Wisata Keluarga ke Kampung LeLe
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Indroyono Soesilo, di kantornya, Kamis 29 Januari 2015, mengatakan ikan lele dipilih karena sangat ekonomis, tetapi memiliki kandungan protein tinggi untuk kesehatan.
Baca Juga :
Pertarungan Luar Biasa Mengalahkan Lele Monster
"Ikan lele paling murah di konsumsi kita, protein hewani ada," ungkapnya.
Tidak hanya di dalam negeri, ikan lele khas Indonesia juga diklaim sudah
go international
sebagai salah satu komoditas ekspor. Konsumen terbesar ada di kawasan Eropa.
Lebih lanjut, dia mengatakan, selain ikan lele, ada dua ikan air tawar hasil produksi budidaya yang akan didorong pemerintah, yakni ikan nila dan patin, sehingga dapat mendorong kinerja ekspor Indonesia di masa depan.
Dia menambahkan, pemerintahan daerah secara khusus juga akan didorong untuk menyediakan zona-zona budidaya ikan lele di seluruh Indonesia. Hal itu, sebagai salah satu upaya agar ketahanan pangan masyarakat Indonesia dapat terwujud.
"TNI Angkatan Darat juga akan mendukung masyarakat untuk budidaya, khususnya lele," tegasnya.
Saat ini, menurutnya, konsumsi ikan masyarakat baru sekitar 35 kilogram per kapita per tahun. Dengan upaya ini diharapkan dapat terus meningkat.
"Ini bisa berikan gizi masyarakat secara murah, daripada daging sapi. Dari ikan bisa dapat nutrisi cukup," tambahnya.
Baca juga:
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Ikan lele paling murah di konsumsi kita, protein hewani ada," ungkapnya.
