Sumber :
- VIVAnews/ Muhamad Solihin
VIVA.co.id -
Perusahaan minyak asal Belanda, Shell memangkas anggaran belanja hingga US$15 miliar. Aneka proyek sampai dengan 2017, akan ditunda, atau dibatalkan sama sekali.
Saham Shell jatuh 3,7 persen pada perdangangan Kamis 29 Januari 2015 (08.26 GMT/15.26 WIB). Kemerosotan saham dipicu penurunan laba bersih yang hanya US3,3 miliar, atau 20 persen di bawah ekspektasi pasar.
Baca juga:
Baca Juga :
2024, Blok Masela Siap Produksi?
Saham Shell jatuh 3,7 persen pada perdangangan Kamis 29 Januari 2015 (08.26 GMT/15.26 WIB). Kemerosotan saham dipicu penurunan laba bersih yang hanya US3,3 miliar, atau 20 persen di bawah ekspektasi pasar.
Baca Juga :
Pemerintah Berencana Bangun Kilang Minyak Mini
Namun,
Chief Executive
Shell, Ben van Beurden memperingatkan, agar tidak berlebihan terhadap penurunan harga minyak sebesar 60 persen sejak Juni lalu. Dia menekankan, agar menjaga dividen untuk menenangkan investor.
"Kami mengambil pendekatan yang bijaksana di sini, dan kami harus berhati-hati untuk tidak reaktif terhadap jatuhnya harga minyak," kata van Beurden, dalam wawancara dengan
CNBC
, dikutip
Reuters
.
"Itu keselahan besar di sektor hulu," kata Raymond James, analis Bertran Hodee.
Shell mempertahankan besaran dividen pada kuartal keempat tidak berubah dari kuartal sebelumnya di US$0,47 per saham. Dan, perusahaan berjanji akan membayar dalam jumlah yang sama pada kuartal pertama 2015.
Pendapatan dari produksi minyak, yang dikenal sebagai sektor hulu, turun 30 persen dari tahun sebelumnya menjadi US$1,73 miliar lantaran murahnya harga minyak. (asp)
Baca juga:
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Namun,