- VIVAnews/Adri Irianto
"Kenaikan laba didorong dari pertumbuhan operating income mencapai 11,7 persen menjadi Rp56,9 triliun. Disumbang dari pendapatan bunga bersih dan premi bersih yang naik 14,8 persen menjadi Rp 41,8 triliun dan fee based income (FBI) mencapai Rp 15,1 triliun," ujar Budi di Jakarta.
Ia menjelaskan, perolehan laba bersih memang diperlambat untuk menambah cadangan di anak usaha. Perseroan ingin memastikan provisi untuk Bank Syariah Mandiri (BSM).
Posisi kredit tumbuh 12,2 persen menjadi Rp530 triliun, dari posisi kredit di 2013 sebesar Rp472,4 triliun, dengan rasio kredit macet alias net performing loan (NPL) terjadi di posisi 2,15 persen.
Peningkatan penyaluran kredit didorong dari aset yang tumbuh menjadi Rp855 triliun, dari posisi di tahun sebelumnya sebesar Rp733,1 triliun.
"Kami juga terus memacu pembiayaan ke sektor produktif. Sektor produktif tumbuh 13,9 persen mejadi Rp410,6 triliun. Kredit investasi tumbuh 9,1 persen dan kredit modal kerja naiak 16,7 persen. Untuk infrstruktur, konstruksi tercatat akselerasi pertumbuhan sebesar 19,1 persen diikuti industri pengolahan 15,5 persen," kata Budi.
Baca juga: