Sumber :
- REUTERS/Yuya Shino
VIVA.co.id -
Saham-saham di Asia tampaknya tengah bersiap meraih keuntungan, pada Kamis 12 Februari 2015. Investor masih terus memonitor negosiasi antara Yunani dengan negara kreditor di Eropa.
Analis CNBC , See Kit Tang, menulis bursa Wall Street, yang ditutup variatif dan juga jatuhnya harga minyak, diprediksi bakal menahan keuntungan bursa Asia.
Baca Juga :
Bursa Asia Pasifik Tertekan Dinamika Pilpres AS
Baca Juga :
Mengekor Wallstreet, Bursa Asia Dibuka Melemah
Analis CNBC , See Kit Tang, menulis bursa Wall Street, yang ditutup variatif dan juga jatuhnya harga minyak, diprediksi bakal menahan keuntungan bursa Asia.
Indeks acuan Jepang, Nikkei 225, diprediksi bakal menaguk keuntungan setelah penutupan bursa pada Rabu kemarin. Bursa berjangka Chicago dan Osaka diperdagangkan pada level 18.055 dan 17.810, lebih tinggi dibanding penutupan sebelumnya di 17.652.
Saham di Australia, hari ini kemungkinan akan menghentikan kekalahan selama tiga hari perdagangan berturut-turut. Indeks S&P ASX 200 naik tipis 0,2 persen menjadi 5.738,31. Perusahaan Australia memasuki musim pelaporan keuangan seperti Rio Tinto, Telstra, produsen uranium Paladin dan perusahaan properti Mirvac akan menyerahkan laporan pendapatan hari ini.
Perusahaan telekomunikasi terbesar Australia, Telsra melaporkan labanya naik 22,4 persen pada tengah tahun 2014. Perusahaan ekplorasi minyak dan gas, Santos dikabarkan masih berfokus untuk menutup kerugian US$1,6 miliar dari produksi akibat anjloknya harga minyak. (ren)
Baca juga:
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Indeks acuan Jepang, Nikkei 225, diprediksi bakal menaguk keuntungan setelah penutupan bursa pada Rabu kemarin. Bursa berjangka Chicago dan Osaka diperdagangkan pada level 18.055 dan 17.810, lebih tinggi dibanding penutupan sebelumnya di 17.652.