Sumber :
- Adib Ahsani
VIVA.co.id -
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, berdasarkan kunjungannya ke daerah-daerah, ia optimis swasembada pangan akan tercapai dalam waktu yang tidak lama, yakni tiga sampai empat tahun ke depan.
“Semakin saya mengenal medan, semakin saya yakin yang namanya swasembada pangan, ketahanan pangan. Kedaulatan pangan akan bisa kita capai dalam kurun waktu yang tidak lama. Perkiraan kami empat-lima tahun bisa tercapai, ” kata Presiden Jokowi ketika membuka acara Jakarta Food Security Summit (JFSS) Ketiga, di Jakarta Convention Center, Kamis 12 Februari 2015, melansir laman
Sekretariat Kabinet .
“Semakin saya mengenal medan, semakin saya yakin yang namanya swasembada pangan, ketahanan pangan. Kedaulatan pangan akan bisa kita capai dalam kurun waktu yang tidak lama. Perkiraan kami empat-lima tahun bisa tercapai, ” kata Presiden Jokowi ketika membuka acara Jakarta Food Security Summit (JFSS) Ketiga, di Jakarta Convention Center, Kamis 12 Februari 2015, melansir laman
Baca Juga :
Jokowi 'Semprot' Ahok Soal Serapan Anggaran
Menurut Kepala Negara, dari dialog dengan para petani di area pameran, ia memperoleh laporan yang menggembirakan terkait peningkatan produksi pangan. Yang dulu produksinya dua ton, kata Jokowi, menjadi empat ton, yang dulu enam ton menjadi delapan ton.
“Artinya apa? Kalau contoh sudah ada, yang mendampingi sudah ada, yang mengambil hasil atau produk petani sudah ada, kemitraan ini akan kita perluas, kita nasionalkan,” tutur Jokowi.
Karena itu, menurut Presiden, ia akan mengajak petani, petambak, peternak, kemudian Kadin, dan mitra-mitra pengusaha untuk mencapai tujuan tersebut.
“
Problem
-nya, juga tadi, beberapa sudah kita catat. Tapi mungkin ada tambahan-tambahan
problem
lagi. Ketemu, kita langsung kerja, dan kita lihat tiga-empat (tahun) yang akan datang,” tutur Jokowi.
Baca juga:
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Menurut Kepala Negara, dari dialog dengan para petani di area pameran, ia memperoleh laporan yang menggembirakan terkait peningkatan produksi pangan. Yang dulu produksinya dua ton, kata Jokowi, menjadi empat ton, yang dulu enam ton menjadi delapan ton.