Sumber :
- Direktorat Info Media Kemenlu RI
VIVA.co.id -
Komisi I DPR mengadakan rapat kerja dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dengan agenda penjelasan Menteri Luar Negeri RI tentang, kebijakan hubungan luar negeri RI, kebijakan anggaran luar negeri RI, kebijakan tentang optimalisasi/penguatan perwakilan RI di luar negeri dan program legislasi di bidang luar negeri tahun 2015-2019, di Gedung Senayan, Jakarta, Kamis 12 Februari 2015.
Dalam rapat kerja tersebut, Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu), Abdurrahman Mohammad Fachir, menjelaskan Indonesia sebagai negara muslim terbesar harus berperan dalam mengubah pemahaman negara lain bahwa Islam adalah negara yang sering melakukan tindakan anarkis. Faktanya, Indonesia adalah bangsa yang memiliki keberagaman dengan toleransi tinggi, serta mempunya tradisi musyawarah untuk mufakat.
"Kita negara muslim terbesar, kita juga adalah negara Islam pluralis, kemudian selama ini Islam sering dipahami sebagai agama yang melakukan perusakan. Jadi, sebagai bangsa yang dinilai memiliki keberagaman dan bertoleransi tinggi, Indonesia harus bisa mengambil posisi di sana,”ujar Abdurrahman.
Selain itu, Indonesia juga diharapkan bangsa lain bisa menjadi model sekaligus solusi dalam menyikapi perbedaan, baik itu dalam budaya maupun peradaban. Dan hal tersebut telah dilakukan oleh Indonesia dan digunakan sebagai salah satu alat soft diplomacy. Sebagai contoh, Indonesia memiliki beberapa kegiatan, seperti dialog lintas agama, sebuah forum yang melibatkan 25 negara sebagai peserta, jelas Abdurrahman.
“Tidak ada negara di dunia ini, yang punya dialog lintas agama dengan jumlah negara sebanyak itu," tegas Wamenlu.
Baca Juga :
Cita Citata Cabut Laporan terhadap Anggota DPR
Halaman Selanjutnya