Ini Kelompok Peretas di Balik Raupan US$1 Miliar

Hacker/Ilustrasi.
Sumber :

VIVA.co.id - Jaringan peretas berhasil mendapatkan US$1 miliar dari akun bank seluruh dunia. Diperkirakan, akun bank tersebut berasal dari 100 bank di 30 negara.

Kejahatan dunia maya tersebut, menjadi sejarah dalam dunia perbankan. Sebab, hal itu belum pernah terjadi sebelumnya. Membutuhkan waktu dua tahun untuk mengumpulkan uang sebesar itu dari berbagai lembaga keuangan di seluruh dunia.

Kaspersky Lab memastikan aktor di balik serangan siber tersebut, berasal dari kelompok bernama Carbanak.

Dalam keterangannya, Selasa 17 Februari 2015, Sergey Golovanov, Principal Security Researcher di Kaspersky Lab Global Research and Analysis Team mengungkapkan, Carbanak menggunakan teknik yang berasal dari gudang penyimpanan serangan yang ditargetkan.

"Tindak kejahatan ini menandai awal evolusi baru aktivitas kejahatan dunia maya, di mana pengguna yang jahat mencuri uang langsung dari bank dan menghindari untuk menargetkan pengguna akhir," ujar dia.

Golovanov menyampaikan, sejak 2013, para penjahat siber ini berusaha menyerang hingga 100 bank, sistem e-payment, dan lembaga keuangan lainnya di sekitar 30 negara.

Berdasarkan data yang dimiliki Kaspersky Lab, target Carbanak ini mengincar organisasi keuangan di Rusia, Amerika Serikat, Jerman, Tiongkok, Ukraina, Kanada, Hong Kong, Taiwan, Rumania, Perancis, Spanyol, Norwegia, India, Inggris, Polandia, Pakistan, Nepal, Maroko , Islandia, Irlandia, Republik Ceko, Swiss, Brazil, Bulgaria, dan Australia.

Ini Bukti Sistem Keamanan Informasi RI Lemah

Meski tak menyebutkan angka pastinya, perusahaan keamanan internet asal Rusia ini mengungkapkan, jumlah peretasan terbesar yang berhasil dicuri sampai 10 juta dolar setiap serangannya.

"Rata-rata, setiap perampokan bank memerlukan waktu antara dua hingga empat bulan, dari menginfeksi komputer pertama di jaringan perusahaan bank hingga membawa lari uang yang dicuri," tambah Golovanov.

Dikatakannya, Carbanak bisa masuk ke komputer karyawan bank melalui spear phising, menginfeksi korban dengan malware Carbanak. Kemudian, setelah itu mereka masuk ke jaringan internal dan melacak komputer administrator untuk melakukan pengamatan melalui video.

"Hal ini memungkinkan mereka untuk melihat dan merekam segala sesuatu yang terjadi pada layar komputer staf yang melayani sistem transfer tunai. Dengan cara ini, para penjahat harus tahu setiap detail pekerjaan pegawai bank dan mampu meniru aktivitas staf untuk mentransfer uang dan mencairkan uang," tutur dia. (asp)



BACA JUGA:

Cegah Cyber Crime, Pekerja IT BEI Bakal Disertifikasi

Email Dibajak, Uang Ratusan Juta Digondol 'Hacker'
Kantor Yahoo di AS

Hacker Jajakan 200 Juta Akun Pengguna Yahoo

Dijual di dark web seharga 3 bitcoins.

img_title
VIVA.co.id
4 Agustus 2016