- VIVanews/Eka Permadi
VIVA.co.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil, menyambut baik langkah Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan, alias BI rate ke level 7,5 persen.
Ia berharap, kebijakan bank sentral ini diikuti oleh penurunan suku bunga kredit perbankan.
Sofyan menjelaskan, tingkat suku bunga menjadi perhatian khusus pemerintah. Belajar dari pengalaman, perbankan enggan menurunkan suku bunga, ketika BI rate diturunkan.
"Itu yang jadi masalah," ujar Sofyan di Jakarta, Selasa malam 17 Februari 2015.
Meski demikian, ia tetap berharap, dalam waktu dekat suku bunga kredit di bank akan segera menyesuaikan.
"Biasanya akan mengikuti. Karena, begitu BI rate turun, suku bunga deposito juga akan turun dan semua akan punya dampak," kata Sofyan.
Menurut Sofyan, penurunan suku bunga ini dilakukan BI, karena situasi ekonomi Indonesia yang sudah lebih stabil dari sebelumnya. Tercermin, dari rendahnya inflasi awal tahun ini, bahkan cenderung deflasi.
"Hasil observasi BI, manajemen ekonomi sejauh ini sudah cukup bagus. Jadi, BI punya keyakinan sudah waktunya BI rate diturunkan," kata Sofyan.
Lebih rendah lebih baik
Sofyan mengatakan, semakin rendah suku bunga acuan BI dapat lebih mendorong investasi langsung masuk ke Indonesia. Selain itu, kegiatan ekonomi dalam negeri dapat lebih menggeliat.
"The lower, the better. Karena di berbagai negara, sekarang suku bunganya sudah satu sampai tiga persen," kata Sofyan.
Menurut dia, penurunan BI rate sejalan dengan upaya pemerintah untuk membuat iklim usaha lebih kondusif. Sehingga, pada akhirnya dapat mendorong laju pertumbuhan pada tahun ini.
"Kalau kita bisa perbaiki kondisi ekonomi, suasana eksternal juga terprediksi pasti akan turun (BI Rate) lagi," tambah dia. (asp)
Baca juga:
Harapan BI dari Penerapan 7 Days Repo Rate
7 Days Repo Rate lebih efektif menekan suku bunga perbankan.
