Menko Sofyan: Jangan Harap Rupiah Kembali ke 10.000

Nilai tukar Rupiah
Sumber :
  • ANTARA/Zabur Karuru

VIVA.co.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil mengakui bahwa pelemahan nilai rupiah yang terus terjadi pada awal bulan ini di luar kontrol pemerintah. Dominasi faktor eksternal yang membuat rupiah terus melemah sangat kuat terjadi.

Namun demikian, Sofyan mengatakan bahwa faktor pelemahan rupiah dalam negeri saat ini sudah bisa dikendalikan pemerintah. "Dalam negeri tidak ada yang mengkhawatirkan, ekonomi bagus, inflasi oke, perbaikan birokrasi, APBN-P sudah disahkan. Ada persoalan di luar kontrol kami," tegasnya di Jakarta, Rabu 18 Februari 2015.

Faktor eksternal yang saat ini jadi perhatian, menurutnya, yaitu gejolak ekonomi di kawasan Eropa. Hal tersebut karena masalah politik di Yunani yang berdampak pada negara-negara Uni Eropa.

Selain itu, lanjutnya, penguatan ekonomi di Amerika Serikat menjadi faktor eksternal yang juga turut menjadi perhatian. Hal itu membuat optimisme investor internasional untuk berinvestasi di Amerika semakin besar.

"Ekonomi Tiongkok tidak setinggi yang diharapkan. Itu mempengaruhi mata uang hampir seluruh dunia. Yang bisa kita lakukan adalah memperbaiki domestik kita," ungkapnya.

Dia pun menekankan, pelemahan mata uang bukan hanya terjadi di Indonesia. Di Jepang dan di Korea misalnya, pelemahan mata uangnya lebih besar dibanding Indonesia. "Ada mata uang yang depresiasinya lebih dalam dari rupiah," terangnya.

Pemerintah menetapkan asumsi rupiah dalam APBN-P 2015 sebesar Rp12.500 per dolar AS. Menurutnya, asumsi tersebut sesuai dengan fundamental ekonomi Indonesia saat ini.

Terlebih lagi, berdampak positif terhadap pertumbuhan ekspor Indonesia pada tahun ini. "Jangan juga masyarakat mengharapkan rupiah balik sepuluh ribu karena tidak bagus buat ekspor kita. Jadi era mata uang rupiah sepuluh ribu sudah lewat," tambahnya.

Rupiah Masih Tertatih-tatih untuk Kembali Menguat

Baca juga:

 Dolar AS dan rupiah.

Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau

Program tax amnesty terus menjaga rupiah tetap di zona positif.

img_title
VIVA.co.id
11 Agustus 2016