Sumber :
- Foto : Ririn Aprilia
VIVA.co.id -
Tingginya harga subsidi minyak dikarenakan masalah kilang di Indonesia tidak siap. Akibatnya Indonesia harus membeli minyak bensin dan solar dari Singapura.
Demikian dikatakan oleh Ketua Komisi VI Achmad Hafisz Tohir saat Tim Kunker Spesifik Komisi VI DPR menyambangi Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin belum lama ini.
“Saat ini kilang kita tidak sesuai lagi dengan rumusan yang kita keluarkan yakni untuk jenis Ron 88, sementara kita memakai Ron 92,” ujar politisi PAN asal Dapil I Sumsel ini.
Karena itu lanjut dia, Indonesia harus membangun kilang baru yang spesifik bernafaskan Ron 92, bukan Ron 88 karena jenis ini hanya satu-satunya digunakan di Indonesia. “Kalau terus membeli dari Singapura yang juga memproduksi jenis Ron 92 sehingga subsidi terlalu tinggi, sementara bensin di Singapura sudah sama dengan di Indonesia. Jadi mau gak mau harus membangun kilang,” ujar Hafizs menegaskan.
Terkait dengan tawaran Gubernur Sumatera Selatan yang akan menyiapkan lahan dan pelabuhannya di Tanjung Api-api, menurutb Hafizs, itu menunjukkan komitmen Sumsel untuk membangun kilang yang juga dicanangkan pemerintah.
Baca Juga :
Cita Citata Cabut Laporan terhadap Anggota DPR
Pada tahun 2015 ini, kapasitas kilang Indonesia diperkirakan sebesar 1,167 juta barel per hari, produksi minyak yang bisa diolah sebesar 719.000 barel per hari. Kebutuhan BBM diperkirakan 1,359 juta barel per hari, sehingga terjadi defisit 640.000 barel per hari. (www.dpr.go.id)
Halaman Selanjutnya
Pada tahun 2015 ini, kapasitas kilang Indonesia diperkirakan sebesar 1,167 juta barel per hari, produksi minyak yang bisa diolah sebesar 719.000 barel per hari. Kebutuhan BBM diperkirakan 1,359 juta barel per hari, sehingga terjadi defisit 640.000 barel per hari. (www.dpr.go.id)