Gara-gara Rebutan Baju, Anak 7 Tahun Tewas Dipukuli Ayahnya

Ilustrasi umur anak.
Sumber :
  • iStock

VIVA.co.id - Tragedi tewasnya Kasih Ramadani (7) di tangan ayahnya sendiri, Deni (36) warga Lowokdoro, Kecamatan Sukun, Kota Malang, meninggalkan bekas di benak D (8), kakak Kasih.

Dina yang kini tinggal bersama Kakeknya, Munali, di Sukun sedang diupayakan mendapat bantuan dari psikolog untuk penanganan trauma yang mungkin diderita Dina.

“Kakaknya sering menangis, pertimbangan kepolisian dia harus mendapatkan penanganan dari psikolog atau psikiater,” kata Kanit Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA), Iptu Sutiyo, Senin, 23 Februari 2015.

Dari hasil pemeriksaan sejumlah saksi, diketahui D ada dan melihat semua kejadian yang menimpa Kasih, adik perempuannya pada Sabtu, 21 Februari 2015, ketika bertandang ke rumah kerabatnya, Eko Hendor, di Desa Sitirejo, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang.

“Waktu itu, Dina juga sempat dipukul beberapa kali, sebelum ayahnya kemudian memukuli adiknya, Kasih, menggunakan bambu kuning yang didapat dari sawah,” ujarnya.

Saat itu kedua kakak beradik ini berebut baju di kediaman Eko Hendro. Kasih yang merengek meminta baju kakaknya kemudian dihardik dan dipukul oleh ayahnya, Deni, dari kaki hingga kepalanya.

Nuraini, istri Eko yang sempat mencoba mengingatkan Deni tak berani berbuat jauh ketika mendapat respons berupa amarah dari Deni.

Setelah beberapa saat memukul Kasih, diketahui kepala bagian belakang Kasih mengeluarkan darah. Usai amarah ayahnya menurun, Kasih kemudian berjalan sempoyongan menuju kamar mandi dan membasuh wajahnya yang kotor terkena air mata bercampur darah.

Gadis cilik ini kemudian meminta maaf pada ayahnya lantaran telah merepotkan dan membuatnya marah, sembari meminta dibelikan es krim.

“Setelah meminta maaf, Kasih minum segelas air putih dan kemudian pamit tidur, karena merasa lemas,” ucapnya.

Ayahnya pun lantas menidurkan Kasih di gubuk tepi rumah Eko yang berdekatan dengan ladang tempatnya bekerja sebagai petani selama dua hari terakhir. Kepala bagian belakang disumpal potongan selimut untuk menghentikan pendarahan.

Merasa telah terjadi sesuai dengan anaknya, Deni lantas membawa Kasih dengan membonceng di bagian depan motornya ke rumah kakeknya di Sukun Sabtu siang.

"Dia ditangkap saat menangis di depan jenazah putrinya. Dia juga banyak termenung dan menangis selama di dalam tahanan," lanjutnya.

Aparat memberikan pengawasan ekstra bagi Deni untuk mencegah hal yang tidak diinginkan. "Jika kelihatan gelagat melamun atau bertindak di luar kendali, kami akan memanggil psikolog untuk penanganan lebih jauh. Karena, itu sudah di luar pengetahuan kami,” katanya.

Sejak saat itu, D sering menangis dan menjadi pendiam. Bocah cilik yang ditinggal pergi ibunya ketika merantau di Sulawesi itu sempat meninggalkan rumah tanpa izin sejak Senin pagi dan baru kembali pada Senin petang, menjelang tahlil tiga hari adiknya digelar.

Polisi pun berupaya memberikan menghubungkan D dengan Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak (PT2TP2) Kabupaten Malang untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

"Kami kawatir dia merasa trauma, karena semua perbuatan ayahnya kepada adiknya dilihat secara langsung. Dia juga belum bersekolah sejak tiba di Malang dari Sulawesi,” lanjutnya.

Polisi pun berniat tak akan memeriksa D sebagai saksi lantaran pertimbangan trauma dan dampak di masa depan. Setelah memeriksa pelaku, polisi berencana memanggil pasangan suami istri Hendro dan Nuraini, tuan rumah di Wagir, tempat semua kejadian berlangsung.

Selain itu, polisi juga sedang menunggu hasil cek organ dalam korban yang saat ini masih berlangsung di Labfor Polda Jawa Timur untuk mengetahui penyebab meninggalnya gadis kecil itu.

"Hasil labfor untuk mengetahui penyebab meninggalnya korban, apakah karena pukulan di bagian belakang kepala atau hal lainnya,” katanya.

Pelaku sementara telah ditetapkan sebagai tersangka dengan jeratan Pasal 80 Ayat 3 Undang-Undang 35/2014 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga dengan ancaman penjara sebanyak 15 tahun.

Pria Ciputat Ditemukan Tewas dengan Tangan, Kaki Terikat

Baca juga:


Diduga Bunuh Suami, Bidan di NTT Kerap Telanjang

Ilustrasi/Permainan Pokemon

Demi Pokemon, Pelajar SMA Bunuh Siswa SD

Pelaku mencampur racun serangga ke minuman korban

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016