IBPA Luncurkan Aplikasi Sistem Informasi Pasar Utang

Bursa Efek Indonesia.
Sumber :
  • Antara/Puspa Perwitasari

VIVA.co.id - PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI), atau Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) meresmikan peluncuran aplikasi sistem informasi referensi harga pasar wajar (HPW) efek bersifat utang berupa TheNewBIPS.

KPK Siap Dampingi Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran dari Potensi Korupsi

Layanan aplikasi berbasis web tersebut, guna memenuhi kebutuhan pelaku pasar dan investor akan data, serta informasi pasar utang domestik yang lebih komprehensif.

Direktur Utama IBPA, Ignatius Girendroheru, Selasa 24 Februari 2015, menjelaskan bahwa layanan ini dilengkapi dengan tambahan data dan informasi yang lengkap.

Selain itu, katanya, disertai dengan fitur-fitur baru yang semakin memudahkan pengguna untuk mengakses informasi referensi HPW atas efek Surat Berharga Negara (SBN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dalam denominasi data mata rupiah dan dolar AS, obligasi, dan sukuk korporasi maupun KIK-EBA yang telah dievaluasi IBPA.

"Jumlah seri obligasi yang dievaluasi setiap hari oleh IBPA dan ditampilkan melalui TheNewBIPS sebanyak 496 seri obligasi, termasuk sukuk dan KIK-EBA. Dengan total nilai nominal mencapai Rp1.959,12 triliun," ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta.

Ignatius berharap, aplikasi ini dapat mendukung pertumbuhan pasar obligasi di Indonesia. Sebab, tren pertumbuhan pasar obligasi di awal tahun ini mencatatkan pertumbuhan yang postif.

"Hal ini terlihat pada INDOBex, Composite-Total Return yang mencatatkan return tahun berjalan meningkat sebesar 6,41 persen year to dete (ytd) dari level 175,8939 di awal Januari 2015 menjadi 187,1751 pada 23 Februari 2015. Sementara itu, IHSG () sampai dengan 23 Februari 2015, mencatatkan return tahun berjalan meningkat  sebesar 3,37 persen (ytd) dari level 5.226,95 ke level 5.403,28," tuturnya.

5 Fakta Menarik Jelang Duel Manchester United vs Sheffield United

Kemudian, lanjutnya, nilai outstanding untuk obligasi pemerintah konvensional selama periode 2010-2014, mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Pada akhir 2014, total outstanding tercatat sebesar Rp284,4 triliun, atau meningkat 24,7 persen (year on year/yoy) dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan total outstanding untuk sukuk pemerintah pada akhir 2014, tercatat sebesar Rp57,8 triliun, atau meningkat sebesar 60,8 persen (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya hingga dengan 30 Januari 2015.

"Sampai dengan 30 Januari 3915, realisasi penerbitan obligasi pemerintah mencapai nilai Rp41,37 triliun dengan estimasi penerbitan obligasi pemerintah dari bulan Februari sampai Desember 2015, berdasarkan RAPBN-P 2015 sebesar Rp266,63 triliun dari total sebesar Rp308 triliun," jelasnya.

Namun, untuk obligasi korporasi, nilai outstanding di akhir 2014 tercatat sebesar Rp47,8 triliun, atau menurun 18,8 persen (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya. "Realisasi penerbitan obligasi korporasi (konvensional dan susuk) per Januari 2015 sebesar Rp4,8 triliun dengan estimasi mencapai Rp60 triliun di akhir tahun ini," ungkapnya.

Dia pun menegaskan bahwa momentum positif pertumbuhan pasar obligasi Indonesia, diharapkan dapat terus berlanjut sepanjang tahun ini.

"Peluncuran TheNewBIPS diharapkan menjadi one stop information service bagi kebutuhan informasi pasar obligasi domestik dalam mendukung kegiatan investasi, pengawasa, serta riset bagi pelaku pasar, emiten, regulator serta stakeholder di pasar obligasi," tambahnya. (asp)

Dikira Tewas oleh Israel, Komandan Al Quds Abu Shujaa Tiba-tiba Muncul di Pemakaman

Baca juga:

Jalan Juanda di Kota Depok.

Depok Jadi Tuan Rumah Pembukaan Pendaftaran PPK untuk Pilkada 2024

Kota Depok memiliki DPT terbesar.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024