Sumber :
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id -
Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai salah satu kawasan penghasil beras, ternyata tak luput dari masalah kenaikan harga pangan tersebut.
Salah satunya terjadi di Kabupaten Gunungkidul, di mana dalam dua pekan terakhir ini sekarung beras ukuran 25 kilogram mengalami kenaikan harga mencapai Rp3.000 per hari. Pada sepekan sebelumnya harga satu karung beras ukuran 25 kilogram merek Cabe yang dipasok adalah Rp235.000, saat ini harganya sudah mencapai Rp263.000.
Sedangkan beras merek Kusuma yang semula dijual Rp235.000, kini harganya Rp255.000. Sementara itu, beras merek BRM naik Rp15.000 dijual dengan harga Rp200.000, padahal sebelumnya Rp185.000.
Adapun beras merek Piring kini harganya Rp255.000, sebelumnya Rp230.000.
"Dihitung-hitung kenaikan beras dalam dua pekan terakhir ini bisa mencapai Rp20.000 hingga Rp30.000, tergantung jenis dan kualitas berasnya," ujar Tukino, salah seorang pedagang beras Pasar Argosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, DIY, Tukino, Selasa 24 Februari 2015.
Menurut Tukino, kenaikan beras tersebut membuat para konsumen mulai mengurangi pembelian beras. Pelanggannya mengeluhkan harga beras yang terus meningkat dan menjadi kian mahal.
"Bahkan ada pembeli yang mencari beras jatah raskin yang masuk ke pasaran," kata Tukino.
Dia mencontohkan, biasanya dalam sehari mampu menjual beras berbagai merek hingga dua ton. Namun, penjualannya berkurang menjadi satu ton hingga 1,5 ton per hari.
"Tetap saja penjualan beras turun meski beras menjadi kebutuhan pokok masyarakat," katanya.
Baca Juga :
Alasan Mentan Curiga Ada Mafia Beras
Baca juga:
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya