Hipmi Dorong Anggotanya Investasi di Beras

Gudang Bulog
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id - Harga beras yang melambung memicu dunia usaha untuk turun tangan. Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) akan mendorong anggotanya untuk berinvestasi dan meningkatkan produksi beras.

“Kami akan dorong anggota kami untuk masuk di beras. Solusinya harus ada investasi dan industrilisasi beras,” ujar Ketua Umum Hipmi terpilih, Bahlil Lahadahlia, seperti dikutip dalam keterangan tertulisnya, Selasa 24 Februari 2015.
 
Bahlil mengatakan, ada ketidakseimbangan antara supply dan demand beras di Tanah Air. “Demand-nya meningkat tajam, sementara dari sisi supply kita sangat sedikit,” ujar Bahlil.

Bahlil menuturkan, bila tak dapat diatasi secara sistematis, krisis beras akan terulang lagi ke depan. Hal itu, karena faktor demografi luput dari analisa para pakar dan pengambil kebijakan selama ini.

Harga Gabah Timpang, Peran Bulog Diminta Ditingkatkan

“Ini tidak hanya urusan ada mafia atau tidak, ada fakta lain dari sisi demografi yang berkembang saat ini yang luput dari pandangan kita,” kata Bahlil.
 
Dikatakannya, saat ini Indonesia mengalami ledakan penduduk. Tak hanya itu, jumlah usia produktifnya sangat tinggi dan konsumsi pangannya juga tajam.

“Bayangkan sebagian besar dari penduduk tersebut memasuki usia produktif. Tahun 2018 kita masuk era bonus demografi. Pada usia tersebut, bisa dibayangkan konsumsi pangannya seperti apa? Dan beras masih menjadi sumber utama pangan kita,” jelas Bahlil.  
 
Bahlil memaparkan, pada tahun 2020, jumlah penduduk usia produktif di Indonesia mencapai dua per tiga dari total jumlah penduduk. Sehingga, kebutuhan pangan ke depan akan meningkat tajam. Jumlah penduduk Indonesia saat ini mencapai 270  juta jiwa.
 
Dia menjelaskan, setiap 100 tahun, penduduk Indonesia naik lima kali lipat. Para tahun 1900-an jumlah penduduk Indonesia hanya 40 juta. Bandingkan dengan tahun 2000 yang telah mencapai 200 juta.

“Seratus tahun lagi, kita sudah satu miliar jiwa. Kita harus pikirkan mulai sekarang bagaimana memberi makan anak cucu kita sebanyak satu miliar itu,” papar Bahlil.
 
Di sisi lain, ujar Bahlil, lahan pertanian semakin sempit dan infrastruktur irigasi terbengkalai. Hal ini membuat para petani tidak tertarik lagi memanfaatkan lahannya untuk menanam padi.

“Sebab itu butuh modal yang besar serta investasi agar industri yang membuka lahan-lahan baru untuk persawahan. Kami harus membantu petani yang kapasitas dan modalnya sangat kecil,” paparnya.

Baca juga:



Alasan Mentan Curiga Ada Mafia Beras
Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat panen raya

Jokowi Tak Puas Harga Beras Cuma Turun 1,1 Persen

Musim hujan yang datang saat kemarau, bisa untungkan produksi beras.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016