Perang Kurs, Begini Strategi Bank Indonesia

Logo Bank Indonesia.
Sumber :
  • VivaNews/ Nur Farida

VIVA.co.id - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat kembali melemah. Jumat kemarin, nilai tukar rupiah berada pada angka Rp12.863 per dolar AS.

Meskipun begitu, BI menganggap bahwa pelemahan ini adalah strategi dalam menjaga kestabilan ekonomi.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara, mengatakan bahwa keadaan pelemahan mata uang sebuah negara bukan berarti ekonomi suatu negara juga lemah.

"Nilai tukar itu sesuai dengan target fundamental. Kenapa saya bilang Rp12 ribu per dolar AS itu sesuai, Rp13 ribu sesuai, Rp7 ribu sesuai, Rp10 ribu juga sesuai, karena memang dijaga pada posisi itu," ungkap Tirta, pada acara diskusi bertajuk transmisi kebijakan moneter, di Grand Ballroom, Hotel Trans Luxury, Bandung, Sabtu 28 Februari 2015.

Dia mengatakan, bahwa jika keadaan ekonomi suatu negara kuat, maka mata uang sebuah negara juga kuat. Tapi, jika mata uang kuat, belum tentu ekonomi sebuah negara akan kuat.

"Karena kalau nilai tukar kuat, barang impor akan murah, begitu pun sebaliknya, kami akan terus mejaga sesuai dengan kondisi fundamentalnya," tuturnya.

Lebih lanjut, dia mengatakan, bahwa BI memang melakukan balancing pada elemen fundamental itu.

"Kalau memang perlu, jika nilai tukar itu melemah seperti saat-saat ini, maka kami akan biarkan dia berada pada fundamentalnya tadi. Asal, ketika dia melemah volatilitasnya dijaga, asalkan target makro ekonominya tercapai, inflasinya dengan kondisi baik, tercapai, jadi kami jaganya di nilai tukar," terangnya.

Sementara itu, Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter BI, Solikin M. Juhro, mengatakan bahwa BI terus mengupayakan nilai tukar yang stabil dan sesuai dengan kondisi fundamental.

"Kami menjaga stabilitas nilai tukar yang stabil dan sesuai dengan kondisi fundamental," ujar Solikin.

Dia memaparkan, ada empat elemen fundamental, yakni perkembangan dan prospek inflasi, perkembangan dan prospek pertumbuhan ekonomi, perkembangan dan prospek neraca pembayaran, serta perkembangan dan prospek keuangan (kredit, harga aset).

"Jika Volatilitas baik, ekonomi menguat, nilai tukar akan kuat," tambahnya.

Sikap Pasar Modal dan Rupiah Soal Aksi Damai 4 November

Baca juga:


Uang rupiah.

Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global

Aksi damai 4 November tidak terlalu pengaruhi pergerakan rupiah.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016