Direktur BSM: Merger Bank Syariah di Tangan Pemegang Saham

Bank Syariah
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id - Direktur Keuangan PT Bank Mandiri Syariah, Agus Dwi Handayani akan mendukung rencana penyatuan (merger) bank syariah di Indonesia. Saat ini, Mandiri Syariah tengah berfokus pada penguatan manajemen yang meliputi tiga aspek.

Merger Empat Bank Syariah, Ini Saran OJK

Yakni, penguatan sumber daya manusia dalam organisasi, bisnis manajemen perusahaan, dan infrastruktur teknologi. "Jadi, kalau fundamental ini kuat, apa pun corporate-nya, nantinya akan bisa optimal," kata Agus di Jakarta, Senin, 2 Maret 2015.

Di samping itu, BSM cukup percaya diri lantaran menginduk pada Bank Mandiri yang sudah berpengalaman dalam merger. "Ada Mandiri Tunas Finance, ada InHealth (PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia). Jadi, Mandiri sudah berpengalaman dalam merger," tuturnya.

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengimbau bank umum syariah (BUS) maupun unit usaha syariah (UUS) milik bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berkonsolidasi dengan cara merger.

BUS dan UUS yang dimaksudkan OJK adalah PT Bank BNI Syariah (BNI Syariah), PT Bank Syariah Mandiri (BSM), PT Bank BRISyariah (BRISyariah), dan UUS PT Bank Tabungan Negara Syariah (BTN Syariah).

Meski menyebut mendukung, Agus menyatakan, keputusan merger sepenuhnya di tangan pemegang saham dan pemerintah. "Jadi, akan support. Tapi, kalau ditanya kebijakannya dan bagaimana, itu ada di pemegang saham dan pemerintah," ujarnya. (art)

![vivamore="Baca Juga :"]

OJK: Merger Bank Syariah BUMN Sehatkan Permodalan


[/vivamore]
Bos BNI Tegaskan 'Menolak' Merger dengan Mandiri
Bank Syariah

Isu Merger Bank Syariah di Tengah Aset yang Lesu

Bank syariah pertama kali hadir di Indonesia pada 1991.

img_title
VIVA.co.id
12 Maret 2015