Sumber :
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA.co.id
- Nilai tukar rupiah diprediksi akan kembali tertekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa, 3 Maret 2015. Bahkan, berpotensi menembus level 13.000 seiring respons pelaku pasar terhadap rilis deflasi di Februari 2015.
"Dengan dirilisnya angka deflasi membuat pelaku pasar berekspektasi akan adanya potensi penurunan suku bunga sehingga rupiah pun kian melemah," ujar Kepala Riset PT Woori Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, kepada
VIVA.co.id.
Menurut dia, pelemahan tersebut juga didukung oleh menurunnya sejumlah mata uang Asia. Terutama yen setelah dirilisnya penurunan capital spending Jepang dan yuan setelah People Bank of China (PBoC) memangkas suku bunga acuannya.
"Faktor-faktor itu memberikan kesempatan bagi dolar AS untuk menguat meski data-data dari Negeri Paman Sam yang dirilis tidak cukup bagus," terangnya.
Baca Juga :
Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau
Badan Pusat Statistik (BPS) juga melaporkan, deflasi Februari mencapai 0,36 persen. Melanjutkan pergerakan yang sama di bulan sebelumnya sebesar 0,24 persen sekaligus menjadi deflasi tertinggi kedua selama 50 tahun terakhir. (one)
![vivamore="
Baca Juga
:"][/vivamore]
Halaman Selanjutnya
![vivamore="