Namun, Menteri Koordinator Bidang Perekonomi, Sofyan Djalil membantahnya. Dia mengatakan bahwa rapat yang dilakukan selama ini merupakan bentuk kordinasi, bukanlah bentuk intervensi.
"Nggak, yang ada adalah koordinasi yang baik antara pemerintah dan BI. Adapun BI dan OJK, melaksanakan tugasnya berdasarkan undang-undang dan BI tidak boleh diganggu, serta kita tidak merasa intervensi. Tetapi, yang kita lakukan koordinasi, agar punya kesepahaman," ujarnya di Kementerian Perekonomian, Jakarta, Jumat 13 Maret 2015.
Sofyan menjelaskan, pada rapat kemarin, BI memberikan input atau masukan ke pemerintah. Dia menyebutkan bahwa bagaimanapun pemerintah juga mempunyai tugas untuk mengamankan sektor riil menjaga inflasi, menjamin pertumbuhan.
"BI itu sepenuhnya menjaga kebijakan moneter, jadi nggak ada intervensi. Kalau kemarin ada rapat, itu koordinasi saja karena di banyak negara itu biasanya dengan koordinasi yang intensif itu bagus, sehingga nggak ada intervensi sama sekali," tuturnya.
Selain itu, Sofyan kembali menegaskan bahwa penurunan nilai tukar mata uang rupiah merupakan faktor eksternal dimana Bank Sentral Amerika Serikat, atau The Fed belum juga menetapkan kenaikan suku bunganya.
"Bahwa pelemahan hari ini bukan karena faktor domestik. Tapi ini persoalannya seperti yang kita tahu semua, semua negara sama kondisinya, karena AS, bahkan BI menjaga di pasar supaya swing-nya tidak terlalu besar," ungkapnya. (asp)
Baca Juga: