Pemerintah Diingatkan Jangan Remehkan Pelemahan Rupiah

Ilustrasi uang rupiah
Sumber :
  • iStock

VIVA.co.id - Pemerintah diingatkan untuk tidak meremehkan pelemahan rupiah yang terus terjadi saat ini. Sebab, pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, terjadi di kala beberapa indikator ekonomi Indonesia justru mengalami perbaikan.

Ketua Lembaga Pengkajian, Penelitian, dan Pengembangan Ekonomi, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Didik J. Rachbini, Jumat 13 Maret 2014, mengatakan meskipun ada faktor pendorong dari global, dampak tersebut harusnya dapat diredam di era pemerintahan baru saat ini.

Dia menjelaskan, kebijakan yang diterapkan pemerintahan baru ini memberi angin segar bagi dunia usaha untuk berinvestasi di dalam negeri.

"Karena, pertama kan istilahnya Pak Jokowi (Joko Widodo) masih bulan madu, harapan bisnis, ekspektasi, demokrasi yang bagus, bulan madu," ujarnya.

Alasan lainnya, menurut dia, upaya pemerintah menekan subsidi bahan bakar minyak (BBM) dengan menerapkan subsidi tetap pada satu jenis BBM, merupakan langkah yang baik, sehingga impor menurun dan permintaan akan dolar otomatis berkurang.

"Tetapi, mengapa ini masih goyang terus, karena pemerintah sangat meremehkan. Jadi, nggak boleh meremehkan nilai tukar," ungkapnya.

Dia juga mengigatkan, pemerintah dan Bank Indonesia, agar hati-hati dalam mengeluarkan pernyataan. Jangan memperburuk keadaan dengan memberikan pernyataan yang justru memberikan tekanan terhadap rupiah.

"Jangan menyatakan bahwa nilai rupiah melemah, pemerintah untung. Ada satu masalah untung, tetapi yang lain rugi semua, orang tidak pasti melakukan bisnis," tambahnya. (asp)

Sikap Pasar Modal dan Rupiah Soal Aksi Damai 4 November

Baca juga:





Uang rupiah.

Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global

Aksi damai 4 November tidak terlalu pengaruhi pergerakan rupiah.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016