Jelang Rapat The Fed, Bursa Wall Street Melemah

Suasana di Bursa Efek New York, Amerika Serikat.
Sumber :
  • Reuters
VIVA.co.id -
Wall Street Catat Rekor Anjlok Terlama Sejak Krisis 2008
Saham-saham menurun pada penutupan perdagangan Jumat pekan lalu di Bursa Efek New York, Amerika Serikat. Investor sepertinya memilih bersikap hati-hati menjelang rapat Bank Sentra AS (Federal Reserve) pekan ini.

Harga Minyak Melemah, Bursa Wall Street Melemah

Seperti diberitakan
Saham di Wall Street Ditutup Sedikit Menguat
CNBC , Senin 16 Maret 2015, berbagai data ekonomi bervariasi yang dirilis tak mampu memberi sentimen positif bagi Wall Street.

Meskipun nilai tukar dolar menguat terhadap mata uang negara lain, tetapi turunnya harga minyak dan menjelang pertemuan pembuatan kebijakan The Fed membuat investor lebih memilih berhati-hati.


"Saya pikir mereka takut Federal Reserve akan menaikkan suku bunga," kata Paul Nolte, Portfolio Manager Kingsview Asset Management.


Federal Open Market Committee akan digelar pekan ini. Semua investor memfokuskan perhatiannya pada pertemuan tersebut, karena mereka tidak sabar menanti pernyataan The Fed mengumumkan kapan waktu untuk menaikkan suku bunganya.


"Selama ini memang tidak ada pernyataan atau tanda-tanda kemungkinan Federal Reserve menaikkan suku bunganya," jelasnya.


Nilai tukar dolar Amerika Serikat naik lebih dari setengah persen, mendekati kenaikan nilai tukar dolar AS sejak April 2003.


Indeks Dow Jone Industrial Average turun 145,91 poin (0,82 persen) ke level 17.749,31, dengan hampir semua saham blue chip bergerak lebih rendah.


Sementara itu indeks S&P 500 turun 12,55 poin (0,61 persen) ke level 2.053,40, dengan saham sektor utilitas yang memimpin kerugian di antara 10 industri komponen indeks.


Adapun indeks Nasdaq merosot 21,53 poin (0,44 persen) ke level 4.871,76.


Indeks harga produsen Amerika Serikat pada Februari turun 0,5 persen, dari perkiraan sebelumnya naik 0,3 persen.


Sementara itu, data konsumen pada awal Maret ini berada di angka 91,2, dibandingkan pada awal Februari di 95,4.


"Semua data konsumen dipengaruhi oleh cuaca," kata Maris Ogg, Presiden Tower Bridge Advisors.


Volume perdagangan di Bursa Efek New York mencapai806 juta saham yang ditransaksikan, dengan volume komposit hampir 3,4 miliar saham. (ren)


Baca juga:




Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya