Sumber :
- REUTERS/Thomas Peter
VIVA.co.id
- Bank sentral Jepang (Bank of Japan/BOJ) tidak mengubah kebijakan utama mereka, meskipun tingkat inflasi jatuh. Ini menunjukkan Jepang masih yakin ekonomi akan melanjutkan tren positif pada akhir tahun, tanpa perlu tindakan tambahan.
Bank sentral memperkirakan harga minyak yang murah dan kenaikan upah diharapkan akan memompa belanja konsumen. Harapannya, pertumbuhan meningkat dan pada akhirnya mampu membantu bank sentral mencapai target inflasi sebesar dua persen pada musim semi 2016.
Baca Juga :
Bursa Jepang Jadi Sorotan, Ini Penyebabnya
Baca Juga :
Rupiah Berpotensi Menguat Meski Terbatas
Bank sentral memperkirakan harga minyak yang murah dan kenaikan upah diharapkan akan memompa belanja konsumen. Harapannya, pertumbuhan meningkat dan pada akhirnya mampu membantu bank sentral mencapai target inflasi sebesar dua persen pada musim semi 2016.
Baca Juga :
Terdorong Wall Street, Bursa Asia Dibuka Merekah
Dalam sebuah pernyataan yang dikutip
Market Watch
, Selasa 17 Maret 2015, BOJ mempertahankan kebijakan program stimulus tahunan yang bisa menciptakan aset perbankan sebesar 80 triliun yen.
Dihadapkan pada jatuhnya harga energi, pada Oktober lalu, BOJ memimpin di antara sejumlah bank sentral global dalam mengurangi kredit untuk membasmi kekhawatiran deflasi dan menopang kelesuan ekonomi.
Ekonomi Jepang perlahan berhasil keluar dari resesi pada akhir tahun lalu. Pertumbuhan ditopang pada
rebound
sektor ekspor dan meningkatnya produksi. (art)
![vivamore="
Baca Juga
:"]
[/vivamore]
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Dalam sebuah pernyataan yang dikutip