Rupiah Terkapar, Pengusaha Ponsel Putar Strategi

Ponsel.
Sumber :
  • iStock

VIVA.co.id - Importir ponsel mengakui pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berdampak kepada bisnisnya. Bahkan, pengusaha harus memotong impornya demi menekan risiko pelemahan rupiah.

Ketua Asosiasi Importir Seluler Indonesia, Eko Nilam, mengatakan bahwa pelemahan nilai tukar ini membuat mereka melakukan dua hal. Antara lain, menaikkan harga ponsel dan menurunkan impor barang.

"Kami antisipasi, apakah melemahnya nilai tukarnya sampai di sini atau melemah terus," kata Eko di Jakarta, ketika dihubungi VIVA.co.id, Selasa 17 Maret 2015.

Selain itu, kata dia, pelaku di industri ini pun menaikkan harga ponsel hingga sebesar 10 persen. Pemicunya adalah pelemahan nilai tukar dan kondisi ini sudah berlaku sejak sebulan lalu.

"Pasar juga wait and see. Banyak calon pembeli yang menunggu dolar turun. Kami juga menunggu dolar turun dua bulan ini, tapi tidak ada tanda-tanda dolar turun," tuturnya.

Selanjutnya, mereka pun menurunkan impor 20 persen untuk mengurangi risiko pelemahan kurs.

Rupiah Masih Tertatih-tatih untuk Kembali Menguat

"Impor ponselnya turun 20 persen selama dua bulan terakhir. Harusnya target impornya 110 juta unit tahun ini. Dengan keadaan ini, belum bisa dipastikan apakah targetnya akan tercapai," ungkapnya.

Eko pun menyebutkan, kondisi pelemahan nilai tukar membuat pasar lesu. Oleh karena itu, peluncuran beberapa ponsel harus ditunda.

"Saya mendapatkan laporan ada 3-4 tipe ponsel yang launching-nya ditunda, karena melihat pasar lemah. Peluncuran ponsel yang sudah diagendakan, ditunda," tuturnya. (art)

Baca Juga:

BI: Ekonomi RI Bakal Tumbuh Lagi di Kuartal Ketiga
 Dolar AS dan rupiah.

Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau

Program tax amnesty terus menjaga rupiah tetap di zona positif.

img_title
VIVA.co.id
11 Agustus 2016