- VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
Berdasarkan pantauan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah tembus ke level Rp13.164 per dolar AS. Penguatan ini pun dinilai sebagai imbas dari respons positif para pelaku pasar terhadap kebijakan BI yang memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya (BI rate) pada 7,5 persen.
Semalam, Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro menyampaikan bahwa apa yang dilakukan oleh BI dengan mempertahankan suku bunganya adalah langkah yang tepat.
Menurut Bambang, selain mendukung rupiah dengan kebijakan tersebut juga bertujuan untuk mengarahkan defisit neraca transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat di kisaran 2,5 hingga tiga persen terhadap produk domestik bruto (GDP) dalam jangka menengah.
"Sudah jadi bagian dari BI untuk mengintervensi pasar keuangan dalam menjaga stabilitas rupiah. Kebijakan BI ini diharapkan dapat tetap difokuskan pada menjaga stabilitas makro ekonomi di tengah meningkatnya ketidakpastian di pasar global," tutur Bambang di rumah dinasnya, Jakarta, Selasa 17 Maret 2015.
Di sisi lain, Kepala Riset PT Woori Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada mengatakan, perkiraan Bank Sentral AS (The Fed) yang masih bersikap dovish (suatu kebijakan yang mendapatkan respons negatif) terkait rencana kenaikan suku bunganya memberikan angin segar bagi rupiah.
Menurut Reza, di pasar spot global, terjadinya aksi ambil untung terhadap laju dolar AS juga turut memberikan sentimen positif bagi pergerakan mata uang garuda.
"Jelang pengumuman The Fed yang masih melangsungkan rapat mendorong rupiah masih tetap berpotensi menguat. Kisarannya masih belum jauh di level Rp13.200-Rp13.215 per dolar AS," tambahnya. (asp)
Baca Juga: