- Sigit A Nugroho (VIVA.co.id)
VIVA.co.id - Betapa repotnya pekerja lapangan yang harus absen ke kantor sebelum beraktivitas. Belum lagi, harus kembali ke kantor untuk memperbarui data sesaat sebelum jam kantor usai.
Aneka rutinitas yang agak merepotkan inilah yang akhirnya menginspirasi Veronica Caroline banting stir menjadi pengusaha bidang mobile technology. Ia meninggalkan posisi manajer di perusahaan tempatnya bekerja dulu, dengan mengibarkan bendera PT Surya Manggala Informatika (Smanggin).
Perempuan yang kerap disapa Linda ini, lantas membuat aplikasi untuk menjembatani profesional yang bekerja di lapangan dengan manajemen yang ada di kantor. Jadilah di akhir 2013, Linda meluncurkan sebuah solusi bernama Amatra (Art of Mobile Activity and Tracking).
Guna menyiapkan produk berupa aplikasi mobile untuk tenaga penjualan di lapangan, teknisi dan para staf logistik itu, Linda butuh waktu kurang lebih enam bulan.
Melalui aplikasi Amatra, para pekerja lapangan dapat terhubung langsung dengan manajemen di kantor. Tenaga penjualan di lapangan, misalnya, dapat langsung memberi laporan melalui sistem ini secara langsung (real time).
"Bahkan, sampai pergerakan tenaga lapangan bisa kita pantau melalui Amatra," kata Linda, saat ditemui di kantornya, di Jalan Kemanggisan Utama Raya No J.4, Jakarta.
Amatra punya tiga varian produk, yakni Amatra M-Sales, Amatra M-Logistic, dan Amatra M-Support.
Dalam aplikasi Amatra M-Sales, misalnya, manajemen dapat memonitor rute dan posisi setiap tenaga penjualan. Tak itu saja, manajemen juga dapat menerima informasi hasil kunjungan sales secara cepat dan real time.
Tak cukup di situ, perusahaan juga bisa langsung menyiarkan (broadcasting) program promosi dari server kepada mobile device masing-masing tenaga penjualan. "Aplikasi itu juga bisa mengefisienkan waktu, karena absen bisa dilakukan secara mobile," tuturnya.
Linda menyebut aplikasi Amatra M-Sales, Amatra M-Logistic, dan Amatra M-Support dapat beroperasi secara web based dan mobile based. Untuk mobile, masih terbatas pada Android.
"Keunggulan Amatra secara umum adalah design pyramidal security-nya dan online-offline mode-nya yang memungkinkan Amatra tetap dapat digunakan meskipun pengguna berada di area blank spot (tak ada jaringan)," ujar Linda mengklaim keunggulan produknya sembari menyarankan untuk membuka www.smanggin.com.
Klien besar
Untuk mendongkrak penjualan, Smanggin menempuh strategi partnership dan reseller. Beberapa entitas perusahaan maupun perorangan telah menjalin kerja sama dengan Smanggin.
Saat ini, Smanggin memiliki beberapa mitra yang menjual dan mengimplementasikan Amatra. "Partnership ini bertujuan untuk lebih memperluas jaringan penjualan Amatra," tutur Linda.
Beberapa perusahaan besar seperti PT Pembangunan Jaya Ancol, PT Nusantara Compnet Integrator, hingga PT Pegadaian telah menjadi klien Amatra.
Sayangnya, Linda enggan blak-blakan soal omzet perusahaannya. Namun yang pasti, untuk mengaplikasikan Amatra, perusahaan harus merogoh kocek minimal Rp2 juta. Itu harga untuk instalasi pada satu ponsel.
Meski ingin terus mengembangkan bisnisnya, Linda mengaku senang dengan pencapaiannya saat ini. Perempuan yang masih aktif sebagai guru piano klasik di Sekolah Musik YPM ini, menuturkan tantangan jadi pengusaha bukan lagi sekadar mencari pengakuan atas karyanya.
"Lebih penting lagi, bagaimana menumbuhkan kebanggaan karyawan pada produk dan company, dan mensejahterakan keluarga para karyawan," ujar dia. Saat ini, Smanggin mempekerjakan 13 karyawan.
Lalu, apa rencana Linda ke depan? Penggemar permainan Candy Crush Saga ini akan terus berkreasi. Menurutnya, jualan teknologi informasi sangat menyenangkan. Sebab, yang ia jual bukan sekadar produk.
"Yang dijual adalah solusi dan ide. Tidak pernah ada solusi dan ide yang sama persis. Jadi, kita dituntut selalu belajar untuk ciptakan kreasi-kreasi baru," ujar dia. (asp)
![vivamore="Baca Juga :"]
Miliarder Sara Blakely Berbagi Nasihat Bisnis Terbaiknya
Pekerjakan orang yang mampu mengerjakannya buat Anda.
