ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Tertahan

Pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id - Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) mensinyalir, pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia yang sedang berkembang, tahun 2015 dan 2016 diprediksi akan tertahan di kisaran 6,3 persen, atau sama dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2014.

Sofjan Wanandi: Demo Tak Pengaruh Iklim Investasi

"Melemahnya harga komoditas membuka peluang bagi para pembuat kebijakan di Asia untuk memangkas subsidi bahan bakar yang mahal atau menjalankan reformasi struktural lainnya," kata Ekonom Kepala ADB, Shang-Jin Wei di Hong Kong, melalui keterangannya, Selasa, 24 Maret 2015.

Momentum ini, lanjut dia, merupakan kesempatan penting untuk membangun landasan yang bisa menunjang pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan dalam jangka panjang.

Singapura Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2016

Menurut data ADB, sejak krisis keuangan global tahun 2009, negara berkembang di kawasan Asia menyumbangkan 2,3 poin persentase produk domestik bruto (PDB) global atau hampir dari 60 persen dari laju pertumbuhan tahunan global yang mencapai 4 persen.

Delapan negara di kawasan tersebut mencatat pertumbuhan di atas 7 persen hampir tiap tahun setelah krisis, seperti Tiongkok dan Laos.

Pengamat: Proyek Infrastruktur Jangan Disetop

Sementara, pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat diperkirakan akan tumbuh 2,2 persen pada 2015 atau naik 0,6 poin dari 2014 dan pada 2016, pertumbuhannya tumbuh 2,4 persen. Permintaan AS pada Asia akan tumbuh pada tahun ini.

"Dengan membaiknya permintaan eksternal untuk output dari Asia, peningkatan pertumbuhan yang diperkirakan terjadi di India dan sebagian besar negara-negara ASEAN dapat menjadi penyeimbang bagi perlambatan pertumbuhan yang terjadi di Tiongkok," ujarnya menambahkan.

Wei menjelaskan, pertumbuhan Tiongkok pada 2014 melambat seiring melemahnya investasi untuk aset tetap, terutama di real estate. Perekonomian Tiongkok pun diperkirakan akan tumbuh menjadi 7,25 persen pada 2015 dan 7 persen pada 2016.



![vivamore="Baca Juga :"]


[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya