Cerita Berdirinya Cyanogen, Perusahaan Penantang Google

Cyanogen ingin curi Android dari Google
Sumber :
  • www.androidauthority.com
VIVA.co.id
'Musuh' Google Klaim Kalahkan BlackBerry dan Windows Mobile
- Memasuki tahun 2015, Google tengah mendapat tantangan dari Cyanogen, perusahaan rintisan
(start up)
Penantang Google Disuntik Foxconn Rp1,05 Triliun
yang berambisi ingin melepaskan Android dari penguasaan Google. Cyanogen diketahui ingin menghadirkan Android tanpa ada campur tangan Google.
Terpopuler: Harga Toyota Fortuner Hybrid, Land Cruiser Tangguh Versi Murah

Guna menuju ambisi itu, Cyanogen menjalankan strategi kerjasama dengan produsen hardware asal Miami, Amerika Serikat, Blu. Perusahan ini juga menggandeng Oppo juga OnePlus.

Kemunculan Cyanogen untuk menantang Google cukup menarik, sebab dihitung dari usia perusahaan, Cyanogen bisa dibilang baru seumur jagung. Perusahan itu baru didirikan pada 2009.

Tak heran Chief Executice Officer (CEO) Cyanogen, Kirt McMaster, tahu diri. Ia menempatkan perusahaanya sebagai David dan Google adalah Goliath.

Dikutip dari Forbes, Rabu 25 Maret 2015, bos Cyanogen menceritakan awal mula perusahaannya berdiri dari ketidaksengajaan.

McMaster mengisahkan enam tahun lalu, benih Cyanogen bermula dari upaya Steve Kondik, programer veteran  yang kini menjabat sebagai Chief Technology Officer (CTO) Cyanogen.

Kondik saat itu mengkustomisasi antarmuka Android dan merekayasa peningkatan daya tahan baterai hingga bisa bertahan lebih lama. Kecerdikan Kondik itu kemudian menyebar dan membuat komunitas ratusan pengembang menuju Kondik dan mulai tertarik berguru padanya.

"Jadi saat itu benar-benar tak terduga. Tak ada visi besar (saat itu)," kata Kondik.

Karya Kondik mengkustomisasi Android itu akhirnya makin meluas. Pada Oktober 2011, sejuta orang telah menginstal Cyanogen pada ponsel mereka. Delapan bulan kemudian, sudah lima juga pengguna yang menginstal sistem operasi modifikasi dari Android itu.

Popularitas Cyanogen itu sampai ke telinga Samsung dan akhirnya perusahaan Korea Selatan itu menggaet Kondik untuk bergabung dalam tim litbang Samsung di Seattle, AS.

Saat Kondik mulai bekerja untuk Samsung, McMaster saat itu tengah merintis karir di berbagai perusahaan teknologi. tercatat, usai lulus kuliah, McMaster bergabung dengan perusahaan rintisan di Silicon Valley saat booming dot-com. McMaster tercatat berpindah-pindah perusahaan, di antaranya pada perusahaan pemasaran digital, kemudian layanan nirkabel Australia yaitu Boost Mobile. Pria Kanada itu juga pernah bekerja di Sony untuk mencanangkan strategi mobile.

Kemudian pada 2012, saat McMaster membeli Samsung Galaxy 3, ia kecewa lantaran Galaxy 3 tidak mendukung Android Jelly Bean. Akhirnya McMaster memutuskan menghapus Android dari perangkatnya dan mengganti dengan CyanogenMod, gubahan dari Cyanogen.

Begitu menginstal Cynagogen, McMaster merasa nyaman. Pengalaman barunya dengan Cyanogen itu secara tak sengaja mempertemukan dia dengan Kondik.

Suatu malam McMaster menemukan Kondik melalui jejaring sosial LinkedIn. Dari sana McMaster kemudian menelpon Kondik untuk janjian bertemu. Dalam perbicangan telepon, McMaster tercetus keinginan membawa proyek open source ke sebuah perusahaan.

Akhirnya kedua pria itu kopi darat pada keesokan harinya dan dalam waktu 48 jam sejak pertemuan, mereka sepakat bekerjasama mendirikan perusahaan Cyanogen.

Begitu menggawangi Cyanogen, awalnya perusahaan mereka tak disambut oleh kalangan industri. Beberapa investor masih belum yakin dengan Cyanogen dan akhirnya menunda menyuntikkan dana. Namun kemudian secara perlahan investor mulai berdatangan untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut.

Teranyar, pekan ini Cyanogen telah mendapat suntikan dana US$80 juta dari berbagai investor utama di antaranya Twitter Ventures, Qualcomm, Telefónica Ventures, Rupert Murdoch, dan lainnya.

Cyanogen mengatakan, akan memanfaatkan guliran dana itu untuk mempekerjakan talenta hebat dan mempercepat pengembangan platform sistem operasi terbukanya, guna bertarung dengan Google. "Kami telah menempatkan peluru di kepala Google," ujar McMaster. (umi)

![vivamore="
Baca Juga
:"]

[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya