Berebut Rupiah dari Bahan Baku Kaleng

Kaleng kemasan yang terbuat dari tinplate
Sumber :
  • midwaycontainer.com

VIVA.co.id - Terus tumbuhnya industri makanan dan minuman, turut mendongkrak industri kemasan. Utamanya, kemasan makanan-minuman yang terbuat dari kaleng.

Kebutuhan bahan baku kaleng atau dikenal dengan tinplate Indonesia cukup besar. Pasarnya diperkirakan mencapai 280-an ribu ton pada tahun 2014.

Pasar tersebut diyakini akan meningkat. Apalagi, pemerintah telah memberlakukan kebijakan penghapusan bea masuk untuk tinplate impor. Akibatnya, Indonesia akan jadi salah satu pasar tinplate yang prospektif bagi produsen regional.

Kondisi ini, akan membuat pemain tinplate yang lebih dulu beroperasi di Tanah Air, tergerus. Misalnya, PT Pelat Timah Nusantara Tbk (Latinusa).

"Persentase pajak anti-dumping yang lebih rendah dari ekspektasi pasar belum bisa mengahalangi produsen tinplate asing masuk ke Tanah Air. Alhasil, pangsa pasar kita tergerus," ujar Direktur Utama Latinusa, Ardhiman TA, di Hotel Grand Melia Jakarta, Kamis 26 Maret 2015.

Dengan tantangan tersebut, pelaku industri mau tak mau harus melecut diri agar tak terdepak dari pasar. Latinusa, kata Ardhiman, akan memperlengkap teknologi dan kemampuan sumber daya manusia.

"Untuk tahun ini, kami telah menganggarkan belanja modal sebesar US$1,1 juta. Dana itu sengaja dicanangkan dalam rangka optimalisasi kemampuan produksi yang lebih efisien dan produktif di pabrik perseroan," tuturnya.

Kemudian, konsentrasi pengembangan yang berimbang juga dikerahkan untuk memperkuat tiga pilar utama, yaitu sistem, sumber daya manusia dan tata kelola perusahaan.

Bahkan, lanjutnya, perseroan akan memperluas segmen pasar yang dilayani, terutama segmen konsumen premium seperti industri makanan dan minuman, produsen susu serta konsumen yang menuntut karakteristik kemasan tinplate yang sangat khusus, termasuk industri baterai kering.

"Dengan begitu, bukan tidak mungkin kami akan kuasai pangsa pasar tinplate dalam negeri hingga 80 persen dari saat ini baru 62,63 persen," ujarnya.

Sekitar 37,5 persen sisanya, pangsa pasar tinplate masih dikuasai produk importir, terutama Tiongkok.

Sebagai informasi, sepanjang tahun 2014, Latinusa mencatat penjualan sebesar 141.031 ton, atau turun 2,96 persen dibandingkan pencapaian di tahun 2013.

Meski Penjualan Turun, Latinusa Diuntungkan Lemahnya Rupiah

Dengan masuknya pemain tinplate regional, jelas persaingan industri bahan baku kaleng itu akan semakin seru dan menarik. Kita tunggu saja apakah produsen lokal mampu bertahan dari gempuran asing.

![vivamore="Baca Juga :"]


Dapat Surat dari Jepang, Latinusa Rombak Dewan Komisaris
[/vivamore]
Pertambangan Timah

Timah Murni Wajib Diperdagangkan di Bursa

Untuk yang ekspor dan dalam negeri.

img_title
VIVA.co.id
29 Juli 2015