- VIVA/ Shalli
Selain bermain sebagai wayang, Mayang --sapaan Mayangsari-- juga bernyanyi. Bukan lagu berlirik bahasa Indonesia, tetapi Mayang menyanyikan lagu berbahasa Jawa.
"Tak banyak kesulitan yang bikin stres. Ada bagian lagu Jawa yang saya ingat saat masih kecil," kata Mayang.
Ayahnya, Sugito Purbocarito, yang dikenal sebagai dalang, dan ibunya, Larasatun, yang memiliki nama panggilan Nyi Woro Cengkir Gading, adalah pesinden, menjadi keuntungan bagi Mayang saat tampil di pagelaran tersebut.
"Saya dibesarkan di lingkungan berbudaya Jawa, gamelan, wayang orang serta wayang kulit," ujarnya.
Mayang bisa nyinden, tapi tidak mewarisi karier ibunya. Mayang juga bisa menari, tetapi memilih jadi penyanyi. Namun, di pementasan itu, Mayang mencoba menjadi pesinden dan penari profesional.
"Ini challenge buat saya. Pagelaran wayang orang seperti ini dianggap kuno dan tua," katanya.
Mayang ingin membuktikan pada orangtuanya, dia tetap ingin melestarikan warisan ayah dan ibunya. "Saya ini anak dalang. Nanti kalau nggak mau (main wayang orang), saya dipecat jadi anak Jawa..hehehe..," ujar ibu satu anak ini. (art)
