Kemristek dan Pemprov DKI Kerja Sama Produksi Sapi Nasional

Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sahlan Kurniawan
VIVA.co.id
Tiba di Jakarta, Kapal Ternak Camara Angkut 500 Sapi NTT
- Kementerian Ristek dan Dikti bekerjasama dengan Pemprov DKI Jakarta dalam menerapkan dan mengembangkan agribisnis peternakan sapi terpadu. Dalam kerjasama keduannya, upaya mewujudkan perbibitan sapi nasional untuk mendorong swasembada dan susu berkelanjutan.

Satu Sapi Unggulan Indonesia Hasilkan 2 Ribu Sperma Jadi

Sebelumnya, Kementerian Ristek dan Dikti melalui Business Innovation Center (BIC) pada tahun 2013 lalu diklaim berhasil dalam mengintermediasi untuk membangun kepercayaan industri, dalam hal ini PT Karya Anugerah Rumpin KAR) kerjasama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di bidang peternakan.

Menteri Ristek dan Dikti, M.Nasir, mengatakan kerjasama instansinya dengan Pemprov DKI Jakarta serta pihak swasta, merupakan langkah secara nyata kerjasama sinergi komponen triple helix ABG (Academician, Business, Goverment) dalam implementasi hasil riset sektor peternakan.

"Diharapkan MoU ini jangan sampai hanya disini saja, disimpan di perpustakaan. Harus dihilirisasi dan komersialisasi dari hasil inovasi," ujar Nasir dalam sambutannya di Rumpin, Bogor, Jumat, 27 Maret 2015.

Disampaikan dia, ada kekhawatiran dan rasa keraguan terhadap produk litbang nasional yang dianggap tidak sesuai dengan kebutuhan industri atau masyarakat. Maka dengan kerjasama ini, ada harapan optimis bahwa hasil litbang dapat diterapkan pada industri dan masyarakat.

Dalam industri peternakan, teknologi mempunyai peranan cukup penting dalam menghasilkan ternak unggul, baik dari hulu ke hilir.

Dari hulu, misalnya perbaikan genetik, produksi sperma bibit unggul, perbanyakan bibit dengan IB Sexing, dan embrio transfer, pakan konsentrat, teknologi penanaman hijauan pakan ternak.

Sementara dari hilir, teknologi yang dikembangkan antara lain pengolahan daging, pengolahan tulang menjadi gelatin, pengolahan kulit, pengolahan limbah sapi menjadi pupuk dan biogas.

Mengenai perbibitan sapi nasional ini, inovasi yang dilakukan adalah mencari bibit unggul dari F1 (genetika awal), yang kemudian diperbaiki hingga menghasilkan F2 (genetika bagus). Setelah itu, maka dikawinkan sapi yang mempunyai genetika F2, sehingga dapat menghasilkan sapi dengan genetika F3.

Akhirnya, sapi yang memiliki F3 ini akan didaftarkan ke jurnal internasional, sebagai pengakuan Indonesia memiliki sapi nasional dengan kualitas mumpuni.

"Saya pribadi berharap inovasi dalam sektor peternakan sapi ini, menjadi awal kontribusi iptek dalam mendukung program utama pemerintah dalam ketahanan pangan, karena ketahanan pangan merupakan salah satu target yang perlu diwujudkan pemerintah saat ini, khususnya mencapai swasembada daging di tahun 2019," tutur dia.

![vivamore="
Tiga Tahun Lagi, Indonesia Yakin Lepas dari Impor Sapi
Baca Juga :"]

[/vivamore]

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya