- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id - Kebijakan pemerintah melepas harga bahan bakar minyak (BBM) mengikuti pasar menuai pertentangan berbagai pihak. Salah satunya, membuat bingung para pedagang dalam menentukan harga.
Menanggapi hal itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil, Senin 30 Maret 2015, berjanji akan memperbaiki struktur tata niaga yang ada di pasar Indonesia.
"Karena tidak cukup sehat sekarang. Masih banyak oligopoli, kartel. Struktur pasar ini yang harus dibereskan dan targetnya dihilangkan," ujar Sofyan di kantornya.
Mengenai caranya, Sofyan menjelaskan, peran Badan Urusan Logistik (Bulog) akan ditingkatkan untuk stabilisasi harga di pasar. Pemerintah juga akan mengeluarkan Undang-undang (UU) anti monopoli dagang, untuk memastikan permainan kartel dan spekulan dapat diredam.
Sementara ini, peran Komite Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) akan ditingkatkan. Khususnya untuk menciptakan struktur pasar yang sehat.
"Kalau sekarang kan salah satu masuk dalam prolegnas, UU antimonopoli," tuturnya.
Di beberapa negara, seperti Filipina misalnya, aturan tersebut sudah diterapkan. Sejauh ini, menurutnya, terbukti efektif membuat struktur pasar di negara tersebut menjadi lebih baik.
"Selama ini di Filipina, masalahnya juga adalah harga dikontrol oleh pemerintah. Misalnya BBM, bahkan negara kita belum memajakin BBM itu," tambahnya.
Sebagai informasi, per hari Sabtu, 28 Maret 2015, pemerintah mengumumkan harga BBM jenis bensin premium RON 88 di Wilayah Penugasan Luar Jawa-Madura-Bali dan jenis minyak solar subsidi mengalami kenaikan harga, masing-masing sebesar Rp500 per liter.
Dengan demikian, harga BBM jenis premium dari Rp6.800 menjadi Rp7.300 per liter dan solar dari Rp6.400 menjadi Rp6.900 per liter. (one)
![vivamore="Baca Juga :"]
[/vivamore]
BBM Turun, Astra Yakin Penjualan Kendaraan Meningkat
Daya beli masyarakat diprediksi meningkat.
