Bursa Saham di Asia Bakal Hadapi Tekanan

Bursa saham Jepang.
Sumber :
  • REUTERS/Issei Kato

VIVA.co.id - Bursa saham di kawasan Asia pada hari pertama kuartal II ini, berpotensi melemah. Perdagangan saham akan dipengaruhi pelemahan indeks saham di Amerika Serikat (AS).

Jurnalis saham CNBC, See Kit Tang, Rabu 1 April 2015, menulis, data-data penting perekonomian dari dua kekuatan besar ekonomi Asia, tampaknya bakal menaungi sentimen investor.

Bursa saham di Australia, S&P ASX200 tergelincir 0,3 persen di awal perdagangan, meninggalkan gain pada perdagangan sehari sebelumnya.

Dengan harga bahan baku pembuatan baja yang mendekam di posisi terendah dalam enam tahun terakhir, yakni US$51 per ton, membuat penambang bijih besi mabuk. BHP Billiton dan Rio Tinto, masing-masing turun lebih dari 1 persen.

Mengekor Wallstreet, Bursa Asia Dibuka Melemah

Sementara itu, pemain junior seperti SM Besi dan Atlas Iron, masing-masing jatuh 4,1 dan 3,9 persen. Dolar Australia terakhir diperdagangkan pada AU$0,7612 terhadap dolar AS, atau mendekati level terendah dalam enam tahun, senilai AU$0,7558 per dolar AS.

Dari Jepang, perdagangan saham berjangka tampaknya akan sedikit menghangatkan indeks Nikkei 225. Saham berjangka di Chicago dan Osaka diperdagangkan pada level 19.270 dan 19.260.

Semalam, perdagangan di semua bursa AS berakhir di zona merah. Indeks Dow Jones Industrial Average melemah 1,1 persen. Indeks S&P500 dan Nasdaq masing-masing kehilangan 0,8 persen dan 0,9 persen. (art)

![vivamore="Baca Juga :"]

[/vivamore]
Saham di Bursa-bursa Asia Rabu ini Dibuka Melemah
Bursa Efek Australia atau Australian Securities Exchange (ASX)

Bursa Asia Pasifik Tertekan Dinamika Pilpres AS

Investor mencermati siapa presiden AS yang baru.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016