Pengeboman Saat Lomba Lari di Boston

Dzhohkar Tsarnaev
Sumber :
  • REUTERS

VIVA.co.id - Dua tahun lalu di Boston, Amerika Serikat (AS), dua bom meledak dekat garis akhir lomba lari maraton. Tragedi ini menewaskan tiga penonton dan melukai lebih dari 260 orang lainnya.

Empat hari kemudian, setelah operasi pencarian besar-besaran, polisi menangkap seorang tersangka pengeboman berusia 19 tahun, Dzhohkar Tsarnaev. Kakaknya, Tamerlan Tsarnaev, tewas dalam baku tembak dengan polisi.

Dilansir dari laman History, lomba lari Maraton ke-117 di Boston yang diikuti 23.000 peserta, dimulai pada pagi hari dari Hopkinton, Massachusetts. Dua bom meledak sekitar pukul 14.49 ketika lebih dari 5.700 peserta masih mengikuti lomba.

Bom yang disimpan dalam tas ransel meledak hampir bersamaan, di sepenjang jalan Boylston. Tiga orang meninggal, termasuk seorang anak lelaki yang baru berusia delapan tahun.

Juri Jatuhkan Hukuman Mati untuk Bomber Boston

Puluhan orang lainnya yang terluka, sebagian adalah anak-anak, harus diamputasi. Pada 18 April, FBI merilis dua foto tersangka. Seorang polisi bernama Sean Collier juga tewas ditembak di kampus Institut Teknologi Massachusetts (MIT).

Setelah penembakan Collier, Tamerlan dan Dzhohkar membajak sebuah mobil dan menyandera pemiliknya, mengaku bahwa dirinya adalah salah satu pelaku pengeboman Maraton Boston.

Mereka memaksa sandera mengambil uang dari ATM, lalu berencana lari ke New York City. Saat berhenti pada sebuah pom bensin di Cambridge, sandera berhasil melarikan diri dan melapor pada polisi.

Jelang tengah malam, polisi berhasil melacak mobil yang digunakan. Terjadi baku tembak antara kedua tersangka dan polisi. Tamerlan mengalami luka serius dan akhirnya tewas saat perawatan di rumah sakit.

Dzhohkar berhasil melarikan diri saat baku tembak. Pada 19 April wlayah Boston diisolasi dengan penutupan sekolah, transportasi publik dihentikan sementara, warga disarankan untuk tetap berada di rumah.

Polisi melakukan pencarian dari rumah ke rumah di Watertown. Seorang warga Watertown yang keluar rumah, untuk memeriksa perahu di halaman rumahnya, terkejut menemukan Dzhokhar bersembunyi di dalamnya.

Pemuda itu pun tertangkap dan ditahan. Pada pengadilan Juli 2013, Dzhokhar mengaku tidak bersalah atau 30 dakwaan, termasuk penggunaan senjata pemusnah massal.

Dewan juri dalam persidangan pada Rabu, 8 April 2015 lalu, menyatakan Dzhohkar bersalah atas semua dari 30 dakwaan. Hakim kini akan memutuskan apakah akan menjatuhkan hukuman mati atau penjara seumur hidup.

![vivamore="
Pengadilan Nyatakan Bomber Boston Bersalah
Baca Juga :"]
Dalih Pengacara Bomber Boston untuk Hindari Hukuman Mati



[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya