- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id - Badan Pusat Statistik memaparkan bahwa ekspor Indonesia pada Maret 2015, meningkat 12,63 persen menjadi US$13.710,8 juta dibanding Februari yang sebesar US$12.172,8 juta.
Namun, jika dibandingkan dengan Maret 2014, nilai ekspor turun 9,75 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik, Suryamin, Rabu 15 April 2015, mengatakan setidaknya ada enam yang paling berpengaruh terhadap peningkatan ekspor pada Maret dibanding Februari.
"Tapi yang paling dominan memengaruhi peningkatan ekspor adalah bahan bakar mineral dan lemak nabati dari kelapa sawit," ujar Suryamin, kepada VIVA.co.id di Kantor BPS Pusat.
Peningkatan ekspor Maret 2015, juga disebabkan oleh meningkatnya ekspor non migas sebesar 12,5 persen dari US$10.419,4 juta menjadi US$11.721,9 juta. Demikian juga, halnya dengan ekspor migas yang naik sebesar 13,43 persen, yaitu dari US$1.753,4 juta menjadi US$1.988,9 Juta.
Lebih lanjut, dia menuturkan, peningkatan ekspor migas disebabkan oleh meningkatnya ekspor minyak mentah sebesar 27,81 persen menjadi US$773 juta dan ekspor gas naik sebesar 9,02 persen menjadi US$1.027,3 juta.
Sementara itu, ekspor hasil minyak menurun sebesar 9,02 persen menjadi US$188,6 juta.
Volume ekspor migas Maret terhadap Februari untuk minyak mentah naik sebesar 42,36 persen dan gas naik sebesar 7,57 persen, sedangkan hasil minyak turun sebesar 14,06 persen.
Sementara itu, harga minyak mentah Indonesia di pasar dunia turun dari US$54,32 per barel pada Februari menjadi US$53,66 per barel pada Maret 2015.
"Peningkatan terbesar ekspor non migas Maret terhadap Februari 2015, terjadi pada bahan bakar mineral sebesar 23,61 persen (US$324,7 juta). Sedangkan penurunan terbesar pada nikel sebesar 55,03 persen (US$45,9 juta)," ujarnya. (asp)
![vivamore="Baca Juga :"]
Kementerian ESDM Perpanjang Izin Ekspor Freeport?
Freeport diketahui telah ajukan perpanjangan sebelum Lebaran lalu.
