Komputer Terbatas, UN di MAN Bangil Bergiliran

Ujian Nasional berbasis komputer
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ahmad Rizaluddin

VIVA.co.id - Jumlah komputer yang tak sebanding dengan banyaknya peserta Ujian Nasional (UN) berbasis komputer (Computer Based Test/CBT) atau biasa disebut UN online di Madrasah Aliyah Negeri Bangil, memaksa pihak sekolah membagi siswa peserta UN bergiliran dalam beberapa gelombang.

Pimpinan DPR Nilai Sudah Cukup Bukti Jadikan Ahok Tersangka

Demikian salah satu hasil pantauan Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VIII DPR RI saat meninjau pelaksanaan UN di MAN Bangil, Pasuruan, Jawa Timur, Senin 13 April 2015.

Ketua Tim Kunker Spesifik Komisi VIII DPR Prof. Hamka Haq menjelaskan bahwa dia dan rombongan datang untuk memantau serta mendengar secara langsung hambatan-hambatan apa saja dalam proses UN online di MAN Bangil.

“Semua temuan serta masukan dari pihak sekolah selaku penyelenggara akan menjadi bahan evaluasi dengan jajaran pemerintahan terkait,” ujar Hamka dalam sambutannya.

Agar tidak mengganggu konsentrasi siswa yang tengah UN, anggota Tim Kunker Komisi VIII DPR memilih hanya menggelar pertemuan dengan pihak sekolah di ruang guru MAN Bangil yang lokasinya cukup berjauhan dengan ruang kelas tempat pelaksanaan UN online.

Cita Citata Cabut Laporan terhadap Anggota DPR

Dalam kesempatan tersebut, Alfan Makmur selaku kepala Sekolah MAN Bangil mengemukakan bahwa pelaksanaan UN berbasis computer/CBT (UN online) di sekolahnya berjalan relatif lancar. Hal tersebut karena sekolahnya melakukan persiapan jauh-jauh hari menyangkut persiapan teknis dan berbagai faktor pendukung lainnya.

“Kami juga mendapat dukungan dari pihak Telkom dengan menambah kecepatan akses internet dari awalnya hanya 20 Mbps menjadi 100 Mbps, hal ini sangat membantu mengatasi risiko akses internet yang lambat saat UN online berlangsung,” ungkap Alfan saat berdialog dengan anggota Komisi VIII DPR RI.

Walau demikian, pihaknya sempat khawatir karena proses download aplikasi (soal ujian) sesuai aturan baru bisa dilakukan Minggu dini hari dan waktunya sangat mepet dengan pelaksanaan UN pagi harinya. “Jika terjadi kegagalan download aplikasi, maka otomatis pelaksanaan UN bisa mundur, syukurlah semua prosesnya di sini lancar,” ujarnya lega.

Sementara itu, anggota Komisi VIII DPR RI Hidayat Nurwahid mengingatkan pihak sekolah perlu menyiapkan siswa dalam menghadapi UN berbasis komputer ini. Jangan sampai konsentrasi siswa yang sudah bagus justru terganggu lantaran adanya berbagai kendala teknis saat pelaksanaan UN online.

Komisi II Bahas PKPU dengan KPU & Bawaslu

“Saya menyadari penyelenggaraan UN online ini tidaklah mudah, oleh karenanya sekolah harus serius dalam menyiapkan segala sesuatunya,” pesan Hidayat.

Anggota Tim Kunker Spesifik Komisi VIII DPR RI sebelumnya juga meninjau pelaksanaan UN di MAN Pajarakan, Kabupaten Probolinggo. Ikut serta dalam peninjauan tersebut antara lain Hamka Haq, Agus Susanto, Samsu Niang, M Nur Purnamasidi, Muhammad Syafi’I, Khatibul Umam Wiranu, Kuswiyanto, Maman Imanul Haq, Hidayat Nurwahid, Hasan Aminuddin dan Lalu Gede Syamsul Mujahidin. (www.dpr.go.id)

Anggota Komisi VII DPR RI Aryo Djojohadikusumo

Komisi VII Dukung Upaya Pemerintah Perkuat Pertamina

Demi mencapai kedaulatan energi.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016