Pengusaha Tambang di Depan Jokowi Janji Bangun Smelter

Menko Kemaritiman Indroyono Soesilo dan Dubes AS Robert Blake
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

VIVA.co.id - Menko Bidang Kemaritiman, Indroyono Soesilo memastikan para pengusaha tambang bersedia membangun smelter (pengolahan bahan mentah).

Antam dan Inalum Kerja Sama Bangun Smelter

Hal tersebut dilakukan di tengah upaya menghadapi masalah infrastruktur, harus bikin pembangkit listrik sendiri, menyelesaikan masalah lahan dan juga masalah perizinan.

"Saya kira prinsipnya, para pengusaha pertambangan Indonesia sepakat untuk meningkatkan nilai tambah. Mereka semua sudah siap melaksanakan kegiatan pembangunan smelter, ini saya kira kita patut apresiasi," kata Indroyono, seperti mengutip dari laman setkab.go.id, Kamis 16 April 2015.

BKPM Akan Sederhanakan Izin Pembangunan Smelter

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri, menurut Indroyono, menggarisbawahi agar semua pihak bersama-sama menyelesaikan sejumlah masalah. Antara lain, beberapa peraturan baru UU Nomor 23 tentang Pemerintah Daerah, yang diperkirakan akan mengakibatkan tumpang tindih perizinan.

"Jadi, saya kira semangatnya bagus. Semangatnya kita ingin meningkatkan nilai tambah di dalam negeri," ujarnya di Istana Merdeka, Jakarta.

Mengenai keluhan yang disampaikan pengusaha pertambangan, Indroyono menegaskan bahwa sejauh ini tidak mendengar ada yang keberatan membangun smelter.

DPR Desak Menteri ESDM Percepat Pembangunan Smelter

"Saya tidak mendengar itu. Di situlah hebatnya. Saya tidak mendengar," tegasnya.

Untuk itu, dia pun berharap agar semangat yang disampaikan oleh sekitar 20 pengusaha pertambangan yang hadir dalam rapat terbatas dengan Presiden Jokowi itu dipakai rujukan. Termasuk terkait kemungkinan join pembangunan smelter antar perusahaan.

Selesaikan satu persatu                     

Sementara itu, Menko Bidang Perekonomian Sofyan Djalil menyampaikan, masalah yang dikeluhkan pengusaha, baik eksportir maupun pertambangan dalam pertemuan dengan Presiden Jokowi adalah banyaknya hambatan sehingga menyebabkan ekspor Indonesia tidak sebesar potensinya.

"Dari diskusi itu, kita mengetahui masalah dan kita akan selesaikan one by one, nanti akan ada pertemuan-pertemuan yang lebih teknis dengan saya, dengan menteri perindustrian, menteri perdagangan, menteri keuangan. Masalahnya mulai dari pajak, PPh, you name it, banyak masalah. Ini harus diselesaikan," ungkap Sofyan.

Mengenai pengusaha tambang, menurut Sofyan, memang keluhannya tidak sebanyak masalah yang dialami oleh eksportir. Tapi tetap ada masalah.

"Masalahnya adalah masalah PPh, masalah PPn, kemudian masalah tumpang tindih lahan, masalah dengan perijinan," tambahnya.

![vivamore="Baca Juga :"]

[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya