Sumber :
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA.co.id
- Tren penguatan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) beberapa hari ini diprediksi tidak akan berlangsung lama. Sebab, ada kecenderungan penguatan dolar akan terus terjadi hingga Bank Sentral AS menaikan suku bunga acuannya.
Baca Juga :
Awal Pekan, Hati-Hati Rupiah Terdepresiasi
Kepala Analis Pasar ForexTime (FXTM), Jameel Ahmad, Kamis, 16 April 2015 mengatakan, momentum pelemahan dolar As saat ini digunakan oleh pelaku pasar keuangan untuk melakukan aksi beli dolar. Dengan demikian, permintaan akan mata uang negara Paman Sam tersebut masih besar.
Baca Juga :
Kurang Gesit, Rupiah Masih Sulit Menguat
"Hal itu juga terus meningkat hingga waktu kenaikan suku bunga dari Bank Sentral AS (The Fed)," kata Jameel.
Sementara itu menurutnya, kenaikan suku bunga acuan AS sudah dipastikan akan dilakukan pada tahun ini. Hal itu diperkuat dengan pernyataan dari Gubernur Bank Sentral AS, Janet Yellen beberapa waktu lalu.
"Akan tetapi kenaikan ini sulit dicapai sebelum semester kedua di 2015," katanya.
Sebagai informasi, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI), hari ini rupiah menguat 138 poin menjadi Rp12.838 dari posisi sebelumnya Rp12.976 per dolar AS.
![vivamore="
Baca Juga
:"]
[/vivamore]
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Sementara itu menurutnya, kenaikan suku bunga acuan AS sudah dipastikan akan dilakukan pada tahun ini. Hal itu diperkuat dengan pernyataan dari Gubernur Bank Sentral AS, Janet Yellen beberapa waktu lalu.