Kisah di Balik Kebijakan Cuti Hamil Enam Bulan

Sumber :
  • iStock
VIVA.co.id
Leandro Trossard Menyela Ben White dengan Tegas, Akhiri Perdebatan Tentang Bintang Arsenal
- Seorang petinggi sebuah perusahaan konsultan public relations, Kokok Dirgantoro, belakangan banyak diperbincangkan. Sebab ia membawa sebuah ide baru untuk diterapkan di perusahaannya, memberikan dispensasi cuti hamil 6 bulan bagi karyawan wanitanya, bukannya 3 bulan seperti yang biasa berlaku, atau sesuai dengan peraturan pemerintah.

Mengungkap Misteri: 4 Zodiak Paling Rumit dalam Astrologi

Meski awalnya ia ragu, apakah ide ini akan diterima oleh pimpinan lain di perusahaan, Kokok akhirnya merasa lega, karena ternyata kawan-kawannya memiliki niat baik yang sama, untuk memberikan perhatian lebih, bagi karyawan wanita yang sedang berbadan dua.
Petugas Keamanan KAI Bandara Medan Temukan Uang Puluhan Juta Milik Penumpang


Dalam wawancara bersama redaksi Viva.co.id pada Jumat, 17 April 2015, mantan wartawan itu menceritakan, asal mula mengapa ia sampai memiliki ide seperti itu. “Dulu tahun 2003 saya menikah. Kala itu saya masih wartawan dan istri juga bekerja. Beberapa bulan kemudian, istri hamil, dan ia mulai mengalami gejala tak enak badan seperti kebanyakan ibu hamil umumnya,” kenang Kokok.


Saat itu, sang istri sering sekali muntah, pusing, sensitif jika melihat cahaya, dan berat badannya sampai turun hingga 15 kilogram. Kokok amat prihatin melihat kondisi istrinya yang kian melemah, namun demikian, pihak kantor sang istri, terus saja menelepon, memintanya untuk segera masuk.


Sebenarnya istri Kokok mau resign, karena ia juga tak enak bila sering tak absen. Namun dalam hati, Kokok merasa takut, karena kala itu, gaji mereka berdua jika dikumpulkan masih kecil, sementara mereka punya cicilan rumah yang harus dilunasi setiap bulan. Jujur, ia takut, jika istrinya berhenti kerja, mereka tak mampu memenuhi semua kewajiban yang harus dibayar.




“Namun sebuah perbincangan saya dengan seorang sopir angkot, membuka mata saya. Meski hidup pria itu lebih susah dari saya, dan pendidikannya mungkin tidak lebih tinggi, ia mampu selalu tersenyum menyambut semua problema hidup yang ada. Ia katakan, bahwa memang beginilah kehidupan. Semua harus dijalani dengan ikhlas, meski tantangannya berat. Akhirnya saya setuju istri berhenti kerja, lalu saya mencari pekerjaan sambilan untuk memenuhi semua kebutuhan,” katanya.


Namun kala itu, dalam hati Kokok berjanji, suatu saat jika ia sudah sukses dan memiliki perusahaan, akan memberikan fasilitas libur yang lebih panjang bagi karyawan wanitanya. Karena, ia sendiri pernah punya pengalaman merasa kesulitan, saat istrinya hamil, lalu sakit, namun kantornya terus memburu agar ia segera masuk.


Kini, setelah menjadi CEO di Opal Communications, Kokok benar-benar mewujudkan janjinya itu. Kebetulan niat mulia ini disambut baik oleh para petinggi lain dan juga pihak keuangan. Ia katakan, di kantornya kini ada 5 pegawai wanita, 2 masih lajang dan 3 telah menikah. Salah satu karyawannya yang saat ini sedang hamil dan telah merasakan kebijakan libur 6 bulan tanpa potong gaji.


Namun demikian, saat ditanya apakah Kokok akan mensosialisasikan gerakan ini, agar diikuti para petinggi di perusaahan lain, berikut jawabannya.


“O tidak, saya tidak berencana membuat banyak perusahaan lain meniru kebijakan yang kami terapkan di sini. Karena saya sadar betul, masing-masing manajemen perusahaan memiliki kebijakan sendiri, soal cuti hamil bagi karyawan wanita,” ujarnya.


Namun kalau ada yang bertanya, dan ingin mengikuti konsep itu, Kokok katakan dengan senang hati ia akan menjelaskan alasannya, dan mengapa kebijakan ini justru baik untuk menstimulasi kinerja karyawan.


![vivamore="
Baca Juga
:"]

[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya