Unik, Raup Rupiah dari Replika Kertas Lakon Anime

Gundam Unicorn terbuat dari kertas
Sumber :
  • VIVA.co.id / D.A. Pitaloka (Malang)

VIVA.co.id - Robot berwarna kombinasi putih dan sedikit merah serta abu-abu itu berdiri tegak. Dia disandarkan di pojok ruangan sebuah rumah di Perumahan Layur Indah Kota Malang.

Mengenal Lebih Jauh Tentang Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI)

Pada bagian kepalanya, terdapat dua cula berwarna emas. Robot sebesar orang dewasa itu dikenal sebagai karakter anime yang sering disebut Gundam Unicorn. Di Malang, Robot itu terbuat dari kertas.

Komunitas Paper Replika Indonesia (Peri) Regional Malang membuatnya selama dua bulan terakhir. Robot itu terbuat dari 500 lembar kertas manila atau Brief Card (BC) ukuran A4 dan dikerjakan bergantian oleh puluhan anggota Peri Regional Malang.

Manusia Tidak akan Merasa Sakit Lagi di Masa Depan

“Kami ambil desain gratis yang bisa di temukan di internet, kemudian kami resize ukurannya jadi setinggi 1,8 meter,” kata Rizki Arya, anggota Peri Regional Malang.

Rizky dan sekitar 20 anggota aktif Peri lainnya bergantian meluangkan waktu di sela kesibukan kuliah, sekolah atau bekerja untuk menyelesaikan Gundam Unicorn.

Mereka mencetak pola, melipat, menggunting, menempel dan merakit robot dari kertas. Satu robot berukuran setinggi manusia itu terdiri dari ratusan bagian yang dirakit berbeda sebelum disambungkan menggunakan lem ataupun dengan lubang buatan.

Trik Kelola 'Cuan' Ala Influencer & Public Figure

“Semuanya 100 persen kertas, tak ada bahan lain seperti plastik atau tembaga,” katanya.

Awalnya, robot gundam itu akan digunakan sebagai kostum untuk sebuah pameran animasi di Malang dalam waktu dekat. Namun setelah hampir jadi, ide pun berubah dan tercetuslah keinginan untuk membuat paper craft Gundam Unicorn dari kertas.

“Sepertinya lebih bagus kalau dijadikan paper craft, untuk kostum anime bisa bikin lain,” katanya.

Meskipun dari kertas, Gundam Unicorn terlihat sangat mirip dengan aslinya. Berbagai detil dan bagian dari anime legendaris Gundam itu betul-betul dibuat seindah model aslinya. “Nanti akan kami pamerkan di salah satu mall di Malang,” katanya.

Desain ada di Internet

Kerajinan kertas atau paper craft sedang populer di Malang setidaknya sejak 2010 lalu. Komunitas yang besar di kalangan mahasiswa ini kini beranggotakan berbagai kalangan lain di luar mahasiswa, seperti pelajar, dosen dan pekerja.

Mereka terdorong untuk berkreasi membuat berbagai figur anime dari desain yang banyak tersebar di internet, “ Ada banyak karakter yang bisa dipakai paper craft, mulai dari karakter Spongebob, Iron Man, sampai karakter lucu dari Jepang, Danbo. Desain bisa diunduh gratis di berbagai web, salah satunya di paper-replika.com,” katanya.

Selain di website, anggota Peri juga sering menciptakan desain mereka sendiri. Umumnya, masing-masing desain di unggah di media sosial masing-masing seperti Facebook.

Untuk menghargai karya cipta, pengguna desain tak berhak memperjual belikan karya mereka yang berasal dari desain orang lain, “Ada yang premium dan gratis," tambahnya.

Jika menggunakan pakai desain gratis hasil karya tak boleh dijual, kecuali seizin pemilik desain yang sudah mendapatkan royalti. "Kalau beli desain premium, karya otomatis sudah jadi milik kita. Desain premium biasanya banyak di-publish di media sosial milik sendiri seperti fanpage Facebook,” kata anggota yang mulai tertarik dengan paper craft sejak tujuh tahun lalu ini.

Satu desain premium, menurutnya, dijual dengan harga antara Rp50 ribu hingga Rp100 ribu. Jika ingin menjual karya dari desain yang dibagi gratis, seringkali pemilik desain segera mengizinkan tanpa meminta royalti,

“Untuk izin pemilik desain kita juga menjelaskan tujuan menjual karya ini, sebagian besar pemilik desain pasti mengizinkan,meskipun ada juga yang tidak memberi izin. Begitupun untuk menjual karya, harganya harus benar-benar berpatokan pada modal yang keluar, tidak asal-asalan,” katanya.

Tambah pemasukan

Di Peri Regional Malang beberapa anggota mulai menciptakan karya milik mereka sendiri. Meskipun tak ada proses paten hak karya secara resmi, namun aturan main untuk menghargai karya seseorang dipegang erat oleh anggota Peri.

Anggota tak bisa menjiplak desain orang dan menamainya sebagai milik sendiri, “ Komunitas kita terkoneksi lewat berbagai jejaring sosial. Internet memudahkan kami untuk menambah referensi, melebarkan jaringan dan galeri karya. Jadi satu sama lain sebagian besar sudah kenal karakter desainnya,” katanya.

Rizky sendiri memiliki beberapa karakter karyanya sendiri, ada Ongis sekor singa, Gori karakter yang mirip Gorila, Jeje si Jerapah dan Ble anak gajah dari kata Bledug.

Satu paket kertas berpola, plus tutorialnya dijual dengan harga Rp50 ribu, “ ini sempat banyak dibeli beberapa sekolah, sudah satu tahun berjalan, tapi sempat vakum karena kesibukan kuliah,” kata mahasiswa dari Universitas Negeri Malang itu.

Bukan hanya Rizky yang mulai mendapat pemasukan dari hobinya, beberapa anggota Peri Regional Malang juga diminta menjadi guru sukarelawan di sebuah sekolah dasar di Dinoyo, “Mereka mengajar setiap dua minggu sekali, ada tiga teman yang bergantian mengisi. Kesenian ini dianggap bisa meningkatkan kreatifitas pelajar,” katanya.

Jika sedang pameran, sejumlah karya mereka juga banyak diminati pengunjung pameran. Hasilnya, komunitas yang berdiri sejak 2011, itu bisa mandiri dari berbagai pemasukan.

"Komunitas ini tak ada susunan pengurusnya. Tapi dari berbagai pemasukan kami bisa mandiri dan membiayai hobi kami sambil mengasah kreatifitas,” imbuhnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya