- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id - Rencana peluncuran produk baru bahan bakar minyak (BBM) oleh PT Pertamina mendapat sambutan beragam dari masyarakat. Pengusaha transportasi umum khawatir merugi.
Sementara itu, pengusaha stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yakin BBM bernama Pertalite itu akan laku.
Dari Yogyakarta, para pengusaha transportasi khawatir akan terpuruk bila pertalite menggantikan premium. "Kalau premium hilang dan hanya ada pertalite, maka akan banyak taksi yang enggan beroperasi, karena penghasilan tak menutup untuk setoran dan BBM," ujar Ketua Pariwisata-AKAP, Organda DIY kepada VIVA.co.id, Senin 20 April 2015.
Selain taksi, transportasi lain yang ikut terpuruk adalah angkutan perkotaan dan pedesaan. Dua jenis angkutan tersebut, biasa mengonsumsi BBM bersubsidi jenis Premium.
"Ini (Pertalite) cuma akal-akalan dari pemerintah, agar tidak ada lagi subsidi BBM, minimal untuk premium,"katanya.
Namun, Himpunan Wiraswasta Minyak dan Gas Bumi (Hiswanamigas) Kota Malang, beranggapan berbeda. Mereka bilang, kalau pertalite akan disambut baik pembeli di Malang Raya.
Salah satu indikator akan terserapnya pertalite, menurut Ketua Hiswana Migas Malang, Yusuf Hermana, karena konsumsi Pertamax terus meningkat di Malang Raya.
"Di SPBU saya saja, rata-rata konsumsi pertamax naik dari 400 liter menjadi 2.000 liter per hari. Trennya terus naik, karena selisih harga yang tak banyak dengan Premium," katanya.
Fakta itu diamini, External Marketing Operation Pertamina Region V, Heppy Wulansari. Dia menyebut konsumsi Pertamax terus meningkat. Namun, dia mengaku tak bisa memberikan laporan rinci tentang konsumsi pertamax.
"Kalau pertamax sepertinya agak susah (datanya), karena sudah banyak info pesaing mau masuk," dia beralasan.
Sekadar informasi, Pertamina berencana meluncurkan pertalite pada akhir April. Sasaran pertama adalah Jakarta Pusat. Meski begitu, belum ada informasi kapan Pertalite akan didistribusikan ke daerah-daerah. (asp)
Konsumsi Pertalite di Jatim, Bali dan Nusa Tenggara Naik 55%
Dari 819 kiloliter per hari menjadi 1.273 kiloliter per hari.
